Jumat 06 Oct 2023 12:49 WIB

BMKG: Cuaca Ekstrem di Sumsel Sudah Berlangsung 30 Hari

Cuaca ekstrem diperkirakan akan berlangsung hingga 10 hari ke depan

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan cuaca ekstrem di Provinsi Sumatera Selatan sudah berlangsung selama 30 hari.
Foto: ANTARA
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan cuaca ekstrem di Provinsi Sumatera Selatan sudah berlangsung selama 30 hari.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan cuaca ekstrem di Provinsi Sumatra Selatan sudah berlangsung selama 30 hari.

 

Baca Juga

Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumsel Wandayantolis pada Jumat (6/10/2023) mengatakan, cuaca ekstrem tersebut berupa hari tanpa hujan (HTH) dan diperkirakan akan berlangsung hingga 10 hari ke depan di wilayah ini.

 

Ia menambahkan tujuh wilayah yang tidak terjadi hujan meliputi Palembang, Banyuasin, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Timur, dan OKU Selatan.

 

Kondisi tersebut dikhawatirkan membuat kabut asap yang mengepung Kota Palembang masih berpotensi terjadi.

 

"Sementara musim hujan di Sumsel baru akan terjadi diperkirakan tanggal 20 Oktober ke depan," kata Wandayan.

 

Akan tetapi, ia menerangkan, musim hujan yang terjadi memasuki periode 20 Oktober ke depan hanya terjadi di wilayah barat Sumsel, seperti Musi Rawas dan Lubuk Linggau. Namun, untuk wilayah Ogan Komering Ilir (OKI) yang merupakan wilayah paling banyak terjadi karhutla baru akan terjadi pada pertengahan bulan November 2023.

 

"OKI pertengahan November baru musim hujan, jadi kabut asap karhutla tetap terjadi di Kota Palembang yang dikirim oleh karhutla OKI. Namun, di masa itu hujan bisa saja terjadi di OKI meski belum masuk musim hujan," katanya.

 

Ia mengimbau masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan dan menggunakan masker serta kacamata apabila diharuskan beraktivitas di luar rumah atau ruangan karena kondisi asap pekat masih ada.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement