Senin 09 Oct 2023 16:31 WIB

22 Fakta Sejarah Konsistensi Hamas Melawan Zionis Israel di Bumi Palestina

Hamas adalah kelompok perlawanan terkuat di Gaza Palestina

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Pejuang brigade Izzuddin Al-Qassam. Hamas adalah kelompok perlawanan terkuat di Gaza Palestina
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Pejuang brigade Izzuddin Al-Qassam. Hamas adalah kelompok perlawanan terkuat di Gaza Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—  Hingga kini, perjuangan Palestina dalam merebut kemerdekaan masih berlangsung. Sejak Hari Katastrofe (Yawn an-Nakbah) 14 Mei 1948, Israel mengukuhkan penjajahannya atas negeri tersebut. Entitas Zionis ini pun menghadapi resistensi dari pelbagai kelompok. Salah satunya adalah Hamas. 

Serangan Hamas ke Israel saat ini adalah eskalasi konflik Israel-Palestina yang terburuk dalam beberapa dekade terakhir telah merenggut lebih dari 600 nyawa di pihak Israel. Sementara para pejabat Gaza melaporkan sedikitnya 400 kematian akibat serangan udara Israel. Operasi ini menandai salah satu serangan perbatasan Israel yang paling besar sejak Perang Yom Kippur pada 1973.

Baca Juga

Lantas siapakah Hamas, berikut ini sejumlah fakta terkait Hamas dan sayap militernya, Al-Qassam, yang berhasil dihimpun Republika.co.id: 

1. Harakatu al-Muqawwamah al-Islamiyah atau Hamas merupakan salah satu sayap perjuangan Palestina. Organisasi ini berdiri sejarak Intifadah Pertama 1987. Hingga kini, kiprahnya selalu terdepan dalam melawan penjajahan Israel.

2. Nama organisasi ini—yang terdiri atas huruf Arab “ha”, “mim”, dan “sin”—merupakan akronim dari Harakatu al-Muqawwamah al-Islamiyah, ‘Gerakan Perlawanan Islam'. Sesuai namanya, ideologi yang diusungnya adalah Islam. 

Hamas berdiri sejak 1987, tidak lama sesudah Intifadah Pertama pecah. Namun, cikal bakal eksistensinya sudah bermula beberapa dekade sebelumnya. Menurut Tiar Anwar Bachtiar dalam Hamas: Kenapa Dibenci Israel? (2008), benih yang menumbuhkan organisasi tersebut adalah Ikhwanul Muslimin (IM) Cabang Palestina. 

3. Ikhwanul Muslimin merupakan sebuah gerakan yang diinisiasi oleh Hasan al-Banna di Mesir pada 1928. Konteks kemunculannya terjadi pada era 1920-an ketika kendali Britania Raya atas Mesir mulai memudar. Bagaimanapun, pengaruh Barat di Negeri Piramida telah memasuki tatanan sosial dan politik setempat. 

Saat mendirikan Ikhwanul Muslimin, pemuda 22 tahun itu bervisi agar Islam selalu mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat. Karena itu, yang ditekankannya ialah rasa persaudaraan Islam (ukhuwah Islamiyah), yang diwujudkan terutama melalui inisiatif-inisiatif dakwah dan pendidikan. 

Baca juga: Golongan Ini Justru akan Dilawan Alquran di Hari Kiamat Meski di Dunia Rajin Membacanya 

Dengan visi ukhuwah tersebut, fokus IM tidak sebatas pada Mesir saja, tetapi juga nasib umat di berbagai penjuru. Sebagai tetangga dekat, Palestina tentu tidak luput dari perhatiannya.

4. Ikhwanul Muslimin termasuk gerakan di Arab yang pertama kali memperlihatkan perhatian serius terhadap masalah Palestina. 

Apalagi, sejak Deklarasi Balfour yang dicanangkan pemerintah Inggris pada 1917, semakin banyak imigran Yahudi menempati wilayah Palestina—waktu itu masih bernama Mandat Britania atas Palestina (Mandatory Palestine). Rakyat setempat terus tergusur arus kedatangan orang-orang Yahudi, terutama dari Eropa. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement