REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat telah menggelar rapat pleno pada Jumat (13/10/2023). Forum tersebut menghasilkan tiga poin yang menjadi posisi partai berlambang bintang mercy itu pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Pertama, Partai Demokrat telah mendeklarasikan Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden (capres) untuk Pilpres 2024. Kedua, menyerahkan kewenangan pemilihan bakal calon wakil presiden (cawapres) kepada menteri pertahanan itu.
"Ketiga, Partai Demokrat, kita akan berjuang penuh untuk memenangkan Pak Prabowo, siapa pun pada akhirnya pasangan yang akan dipilih. Karena pada tujuan kita ya menang," ujar AHY dalam pidatonya di rapat pleno Partai Demokrat, Jumat (13/10/2023).
Partai Demokrat sendiri telah memutuskan untuk tak mengusulkan kadernya sebagai pendamping Prabowo. Namun, pihaknya ingin agar sosok yang dipilih mampu membawa kemenangan pada 2024.
"Menentukan cawapres seharusnya, sebaiknya, seyogianya adalah sang capres sendiri. Karena beliaulah yang akan memilih running mate-nya untuk berjuang bersama," ujar AHY.
Kendati demikian, ada aspirasi dari Partai Demokrat untuk mengusulkan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Menurut dia, ada sejumlah faktor dan pertimbangan mengapa pihaknya mengusulkan Khofifah.
"Tetapi pada akhirnya, kita kunci dengan satu kalimat yang jelas, itu pandangan dan masukan dari Partai Demokrat, selebihnya urusan pengambilan keputusan terkait dengan cawapres ya dikembalikan, diberikan secara langsung kepada capres, yaitu Pak Prabowo Subianto," ujar AHY.