REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI terus melanjutkan program transformasi untuk dapat membukukan kinerja berkelanjutan dalam jangka panjang.
Sebagai bank milik negara yang berhasil IPO pertama kali pada 2010, BNI terus memperluas bisnis dan jaringan untuk memenuhi mandat Kementerian BUMN sebagai bank global asal Indonesia serta dapat selalu memberikan return optimal bagi investor.
Senior Vice President Head of International Banking and Financial Institutions Division BNI Rima Cahyani mengatakan, BNI memiliki sejarah panjang dalam pengembangan ekonomi Indonesia. Perseroan selalu berupaya proaktif membantu pemerintah menjalankan misi pengembangan ekonomi serta pelebaran mitra ekonomi global.
"Dengan program yang kami jalankan tersebut, kami sangat bersyukur bahwa total aset perseroan telah mampu tercatat lebih dari Rp 1.025 triliun, dengan total kontribusi langsung pada ekonomi berupa kredit mencapai Rp 650 triliun," kata Rima dalam Konferensi Indonesia Stakeholders Initiatives for Resilient Growth 2023: Strengthening Collaboration Toward Golden Indonesia 2045 di Yogyakarta, Jumat (13/10/2023).
Rima memaparkan, BNI juga berhasil mencatat pertumbuhan laba 17 persen secara tahunan (YoY), atau mencapai Rp 10,3 triliun pada semester I 2023 dengan tingkat margin bunga bersih terjaga pada level 4,48 persen.
"Kami juga tercatat memiliki rating stabil dari berbagai lembaga, di antaranya Moody’s yang memberikan peringkat Baa2 (stabil), Fitch Rating BBB- (stabil), S&P Global Rating BBB- (stabil), dan Pefindo AAA (stabil)," tuturnya.
Rima menjelaskan implementasi dari visi Go Global BNI sudah dijalankan sejak periode awal perubahan BNI dari otoritas moneter menjadi bank konvensional. BNI merupakan bank dari Indonesia pertama yang memiliki kantor cabang di luar negeri, yaitu BNI Singapura pada 1955.
Setelahnya, BNI juga melakukan ekspansi ke beberapa negara lain, di antaranya BNI Hong Kong pada 1963, diikuti dengan BNI Tokyo pada 1968. Beberapa waktu berselang, BNI lalu membuka lagi cabang di Amerika Serikat lewat BNI New York pada 1986.
Kemudian pada tahun 2000-an, perseroan membuka BNI Osaka sebagai Sub-branch pada 2012. Lalu pada 2016 membuka BNI Seoul, dan tahun lalu membuka BNI Amsterdam.
“Ini menjadi bentuk komitmen BNI sebagai bank milik negara yang go global. Kami menjadi bank pertama di Indonesia yang membuka cabang di luar negeri, disusul dengan pembukaan di beberapa negara lainnya, dan sekarang kami sudah memiliki outlet luar negeri di tujuh negara," ujar Rima.