Ahad 15 Oct 2023 04:50 WIB

Terus Digempur Israel, Begini Nasib Ribuan Warga Palestina Kini

Militer Israel memperingatkan 1,1 juta penduduk di utara Gaza untuk mengungsi.

Penduduk Kota Gaza mulai mengungsi menyusul peringatan Israel akan peningkatan operasi militer di jalur Gaza, 14 Oktober 2023. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada 13 Oktober telah menyerukan evakuasi seluruh warga sipil di Gaza utara sebelum perkiraan lokasi. invasi.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Penduduk Kota Gaza mulai mengungsi menyusul peringatan Israel akan peningkatan operasi militer di jalur Gaza, 14 Oktober 2023. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada 13 Oktober telah menyerukan evakuasi seluruh warga sipil di Gaza utara sebelum perkiraan lokasi. invasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA GAZA---Ribuan warga Palestina berlindung di Rumah Sakit Al-Shifa, rumah sakit terbesar di Jalur Gaza, dari serangan udara Israel yang sedang berlangsung, kata seorang pejabat rumah sakit.

“Sekitar 35.000 warga Gaza berlindung di rumah sakit dari agresi Israel,” kata direktur rumah sakit, Mohamed Abu Slima, di Facebook seperti dilansir Anadolu, Ahad (15/10/2023). “Para warga benar-benar panik dan ketakutan,” katanya, seraya menambahkan bahwa banyak keluarga yang mendirikan tenda di sekitar rumah sakit.

Baca Juga

Militer Israel pada Jumat memperingatkan 1,1 juta penduduk di utara Gaza untuk mengungsi dari rumah mereka dan segera pindah ke selatan Jalur Gaza. Seruan itu menyebabkan ribuan orang berlindung di rumah sakit.

Kementerian Kesehatan yang berbasis di Gaza mengatakan sedikitnya 70 warga Palestina tewas dan 200 lainnya luka-luka dalam serangan udara Israel terhadap iring-iringan truk pembawa warga Palestina yang mengungsi dari Jalur Gaza utara ke bagian selatan. 

Juru bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Stephane Dujarric memperingatkan bahwa perintah pengosongan wilayah utara Gaza akan menimbulkan konsekuensi kemanusiaan yang mengerikan bagi warga Palestina.

Pasukan Israel terus melancarkan serangan militer di Jalur Gaza sebagai tanggapan atas serangan militer oleh kelompok Palestina Hamas di wilayah Israel.

Konflik tersebut dimulai pada Sabtu akhir pekan lalu ketika Hamas memulai Operasi Badai Al Aqsa –sebuah serangan mendadak yang mencakup serangkaian peluncuran roket dan serbuan ke Israel melalui darat, laut dan udara.

Hamas mengatakan operasi tersebut merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur, yang diduduki Israel, dan meningkatnya kekerasan oleh kalangan pemukim Israel terhadap warga Palestina. Militer Israel kemudian melancarkan "Operasi Pedang Besi" yang menargetkan Hamas di Jalur Gaza.

Israel juga memutus pasokan air dan listrik ke Gaza. Situasi itu menambah kesengsaraan masyarakat Gaza, yang sudah menderita akibat blokade Israel sejak 2007. Sejak perang Israel-Hamas pecah akhir pekan lalu, sudah lebih dari 3.300 orang terbunuh termasuk 1.900 warga Palestina dan 1.400 warga Israel.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement