REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Muslim kemarau yang terlampau panjang sangat merugikan manusia, karena ada banyak aktivitas-aktivitas yang terganggu. Misalnya gagal panen karena kesulitan air, hawa panas dan gersang, bahkan bisa menimbulkan potensi kebakaran lahan.
Di zaman Nabi Muhammad saw hingga zaman sahabat khulafaur rasyidin, musim kemarau juga pernah terjadi. Ketika musim kemarau datang, tak jarang para penduduk akan kesulitan untuk bekerja dan menderita kelaparan. Karenanya, mereka akan berbondong-bondong menemui Nabi saw agar memohon agar Allah menurunkan hujan dari langit.
Diambil dari buku Ensiklopedia Hadits Ibadah Sholat Sunnah dan Perkara Lain Mengenai Sholat oleh Syamsul Rijal Hamid, berikut ini beberapa penggal kisah ketika Rasulullah diminta tolong untuk mendatangkan hujan.
Aisyah ra mengungkapkan bahwa sejumlah orang mengadu kepada Rasulullah SAW tentang terlambatnya hujan. Maka, Rasulullah memerintahkan agar disiapkan sebuah mimbar, yang kemudian diletakkan di tempat shalat. Setelah itu, beliau menetapkan suatu hari agar semua orang keluar untuk melakukan shalat Istisqa (meminta hujan).
Pada hari yang telah ditentukan, Rasulullah SAW keluar saat Matahari sudah tampak. Beliau duduk di atas mimbar menghadap orang banyak, kemudian bertakbir dan memuji Allah SWT. Setelah itu, beliau bersabda, "Kalian telah mengadu tentang kekeringan yang melanda daerah-daerah kalian dan hujan yang datang terlambat dari biasanya. Allah SWT memerintahkan kepada kalian agar berdoa kepada-Nya dan' Dia berjanji akan memperkenankan permohonan kalian."
Selanjutnya Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya, hingga terlihat warna putih ketiaknya. Beliau berdoa, "Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, yang menguasai hari pembalasan, Tiada Tuhan selain Engkau, berbuat apa yang dikehendaki-Nya. Wahai Allah, Engkau adalah Allah, Tiada Tuhan selain Engkau Yang Mahakaya, sedangkan kami adalah orang-orang yang fakir. Turunkanlah hujan kepada kami dan jadikanlah apa yang Engkau turunkan kepada kami sebagai kekuatan dan bekal sampai batas waktunya."