Jumat 20 Oct 2023 03:00 WIB

Dari Produsen Baterai Sampai Kendaraan, RI Terus Lengkapi Ekosistem EV

Pada 2030, ditargetkan ada 9 juta EV roda dua dan 600 ribu EV roda empat atau lebih.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) meninjau proses perakitan mobil di Pabrik Hyundai Motor Manufacturing Indonesia di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (16/3/2022).
Foto: ANTARA/Biro Pers, Media dan Informasi
Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) meninjau proses perakitan mobil di Pabrik Hyundai Motor Manufacturing Indonesia di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (16/3/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya mempercepat pengembangan ekosistem industri kendaraan listrik (electric vehicle/ EV) di Tanah Air. Pada 2030 industri otomotif di dalam negeri ditargetkan dapat memproduksi sepeda motor listrik roda dua dan tiga sebanyak sembilan juta unit.

Lalu produksi mobil listrik dan bus listrik ditatgetkan sebanyak 600 ribu unit. "Hingga saat ini di Indonesia sudah ada lima perusahaan yang memproduksi bus listrik," kata Plt Sekretaris Jenderal Kemenperin, Putu Juli Ardika dalam keterangan resmi, Kamis (19/10/2023).

Baca Juga

Total kapasitas produksi kelima perusahaan itu sebesar 2.480 unit per tahun dan total investasinya sebanyak Rp 0,36 triliun. 

Kemudian ada tiga perusahaan yang memproduksi mobil listrik dengan total kapasitas produksi sebesar 34 ribu unit per tahun dan total investasi Rp 2,403 triliun. Selanjutnya, 48 perusahaan memproduksi sepeda motor listrik berkapasitas produksi 1,427 juta unit per tahun dan total investasi Rp 0,818 triliun.

Dalam mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik, lanjut Putu, Indonesia kini telah memiliki dua pabrik baterai, yaitu PT HLI Green Power dan PT International Chemical Industry (ABC). PT HLI Green Power merupakan perusahaan hasil kolaborasi antara Hyundai Grup dan LG untuk memproduksi sel baterai, dengan kapasitas tahap pertama sebesar 10 GWh dan nilai investasi mencapai 1,1 miliar dolar AS.

"Pabrik baterai mobil listrik tersebut direncanakan akan selesai dibangun pada 2023 dan bisa berproduksi komersial untuk menyuplai kebutuhan pabrik mobil listrik pada 2024," tuturnya.

Putu menambahkan, industri sel baterai ini nantinya menyuplai kebutuhan bagi sekitar 150 ribu sampai 170 ribu kendaraan listrik.

Sedangkan, PT International Chemical industry memiliki kapasitas produksi 100 MWh per tahun atau setara 9 juta butir cell). Lalu target total kapasitas produksi 256 MWh per tahun atau setara 25 juta butir cell.

Saat ini untuk sepeda motor listrik sudah terdapat tiga SNI yang mengatur ketentuan standardisasi Baterai Pack untuk KBLBB yang dibagi menjadi dua kategori. Yaitu SNI untuk Baterai Secara Umum (OnBoard dan Swap) dan SNI untuk baterai Swap.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement