REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO -- Seorang pejabat senior Mesir dilaporkan meminta agar Eropa menerima satu juta pengungsi Gaza jika memang sangat peduli dengan hak asasi manusia (HAM).
"Anda ingin kami menerima satu juta orang? Baiklah, saya akan mengirim mereka ke Eropa. Anda sangat peduli terhadap HAM, ya Anda mendapatkannya," kata pejabat senior Mesir yang tidak disebutkan namanya, dilansir Middle East Monitor, Jumat (20/10/2023).
Pernyataan tersebut disampaikan saat pejabat senior Mesir itu berbicara kepada seorang pejabat Eropa yang tidak disebutkan namanya, sebagaimana dalam laporan Financial Times.
Dalam laporan itu disebutkan, seorang pejabat Eropa yang tidak disebutkan namanya diberitahu tentang rasa frustrasi Mesir terhadap desakan negara-negara Eropa dan Barat untuk menerima pengungsi yang menunggu di penyeberangan Rafah di perbatasan Mesir-Gaza.
Pejabat Eropa tersebut menekankan kepada surat kabar tersebut bahwa Mesir benar-benar marah atas tekanan yang diberikan kepada mereka untuk membuka perbatasan dan menerima sekitar satu juta warga Gaza yang berupaya mencari perlindungan dari pemboman Israel yang terus berlanjut terhadap wilayah yang terkepung.
Salah satu tujuan utama Israel dalam mengintensifkan pengeboman terhadap Gaza dan rakyatnya adalah untuk mendorong warga Palestina di Jalur Gaza lebih jauh ke selatan hingga ke perbatasan Rafah untuk memaksa mereka mengasingkan diri di gurun Sinai, Mesir.
Mesir sejauh ini, menolak upaya ini dengan memperkuat perbatasannya dengan balok beton. Walaupun pemerintah Mesir berusaha menyatakan niat baik seperti tidak ingin melihat warga Palestina semakin terlantar dari tanah mereka.
Namun alasan utama pemerintah Mesir adalah terkait ketakutannya bahwa semakin lama serangan Israel terhadap Gaza berlanjut, Mesir akan semakin menghadapi tekanan untuk menerima masuknya pengungsi. pengungsi dan beban ekonomi yang menyertainya.
Jika warga Palestina pada akhirnya diizinkan melintasi perbatasan Mesir-Gaza, dilaporkan ada kemungkinan nyata bahwa mereka hanya akan diizinkan sejauh zona penyangga sepanjang 8,5 mil di Rafah, yang berarti mereka bisa terjebak dalam keadaan terlantar.