Selasa 24 Oct 2023 10:00 WIB

Investor Antisipasi Kejutan Politik, IHSG Diprediksi Variatif

Pelaku pasar wait and see di masa pendaftaran capres cawapres ini.

Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (18/11/2022).
Foto: Republika/Prayogi
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (18/11/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa diprediksi bergerak fluktuatif seiring dengan pelaku pasar yang wait and see terhadap kondisi politik nasional dan ekonomi global.

IHSG dibuka menguat 8,63 poin atau 0,13 persen ke posisi 6.750,59. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 1,84 poin atau 0,20 persen ke posisi 900,85.

Baca Juga

"Kami melihat pelaku pasar masih menantikan langkah-langkah yang akan dikampanyekan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Bukan hanya itu, pelaku pasar juga masih mewaspadai potensi kejutan saat masa pendaftaran capres dan cawapres hingga 25 Oktober mendatang," kata Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Selasa (24/10/2023).

Dari dalam negeri, di sisi lain, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan merilis paket kebijakan untuk merespons situasi perekonomian terkini. Terutama yang disebabkan oleh kondisi global yang memburuk dan berdampak ke ekonomi dan pasar keuangan Indonesia.

Dari mancanegara, imbal hasil obligasi US Treasury 10-year yang menjadi acuan sempat naik kembali di atas level penting lima persen sebelum menurun, dengan perdagangan terakhir tercatat berada di sekitar 4,85 persen.

Gejolak geopolitik Di Timur Tengah juga menjadi perhatian, yang mana para pelaku pasar mencari tanda-tanda potensial bahwa konflik Israel vs Hamas dapat meluas atau meningkat. Saat ini fokus utama adalah bantuan kemanusiaan dan pembebasan sandera. Hal itu menunjukkan bahwa risiko invasi darat dari Israel dapat menunggu.

Sementara itu, bursa Wall Street ditutup variatif pada perdagangan kemarin, merespons imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) yang turun dari level tertingginya.

Fokus pasar akan tertuju pada rilis laporan keuangan kuartal II-2023, dengan sejumlah raksasa teknologi besar akan melaporkan laporan keuangan, yang diprediksi akan menjadi pendorong momentum emiten Mega Cap, seperti Microsoft Corp, Alphabet Inc, Meta Platforms Inc, dan Amazon.com (AMZN.O), serta industri-industri besar seperti General Motors Co, Ford Motor Co dan Boeing Co.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei melemah 318,29 poin atau 1,03 persen ke 30.681,30, indeks Hang Seng melemah 262,26 poin atau 1,53 persen ke 16.909,86, indeks Shanghai melemah 1,21 poin atau 0,04 persen ke 2.938,08, dan indeks Straits Times menguat 4,40 poin atau 0,14 persen ke 3.057,76.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement