Kamis 26 Oct 2023 01:43 WIB

PHR Terapkan Transformasi Digital Dukung Target Produksi Migas  

Produksi dari WK Rokan mencerminkan seperempat dari produksi minyak mentah Indonesia.

Sejumlah karyawan berjalan di lokasi Rig (alat pengeboran minyak bumi) PDSI 49 milik PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Sejumlah karyawan berjalan di lokasi Rig (alat pengeboran minyak bumi) PDSI 49 milik PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) mendukung pencapaian target 1 juta barel minyak per hari (BOPD) pada 2030 dengan menerapkan transformasi digital, salah satunya membangun Digital & Innovation Center (DICE).

"Tak bisa dipungkiri, industri migas saat ini menghadapi banyak tantangan, tetapi dengan bantuan teknologi baik dari sisi teknis maupun IT, kami berupaya untuk memberikan hasil yang terbaik demi memenuhi target produksi migas dan memenuhi kebutuhan energi nasional," kata Corporate Secretary PHR Rudi Ariffianto dalam acara kunjungan media di Kota Pekanbaru, Riau, Rabu (25/10/2023).

Baca Juga

Diketahui, PHR merupakan perusahaan yang bertindak sebagai operator dalam pengelolaan Wilayah Kerja (WK) Rokan mulai dari 9 Agustus 2021 hingga 8 Agustus 2041.

Adapun, produksi dari WK Rokan mencerminkan seperempat dari produksi minyak mentah Indonesia dan sepertiga dari keseluruhan produksi Pertamina yang 100 persen hasilnya diolah kilang Pertamina.

"Wilayah Kerja Rokan adalah lapangan migas terbesar dengan luas sekitar 6.200 kilometer persegi yang mana kondisi peralatannya harus dijaga kehandalannya. Oleh karena itu, transformasi digital menjadi salah satu kunci untuk menjaga produksi dan efisiensi operasional di WK ini," ucap Rudi.

Dalam kesempatan sama, Vice Presiden IT PHR Triatmojo Rosewanto menyampaikan transformasi digital merupakan hal yang sangat penting dan memiliki peran yang signifikan dalam peningkatan produksi di wilayah kerja PHR.

Menurutnya, transformasi digital sektor industri migas merupakan bagian dari strategi Indonesia, yaitu Indonesian Oil dan Gas (IOG) 4.0 yang sedang dijalankan.

Ia mengatakan digitalisasi industri migas memungkinkan seluruh operasional utama migas diintegrasikan dan dipantau melalui sistem terpusat. Berbagai aktivitas yang dipantau meliputi pengeboran, monitoring pengapalan, lifting, inventory hingga operasional produksi.

"Ini lah yang menginisiasi kami untuk membangun DICE PT PHR," kata Tri.

DICE, lanjut dia, dibangun untuk mempercepat pengambilan keputusan oleh manajemen agar manajemen mendapat informasi yang lengkap, akurat, dan terpercaya. Dengan demikian, keputusan yang diambil tersebut ialah keputusan yang terbaik bagi perusahaan.

Tri mengungkapkan salah satu keunggulan dari ruang kontrol DICE yang berhasil meraih rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) pada 2022 lalu itu, di antaranya mampu memberikan berbagai macam data produksi serta rencana proyek setiap harinya. Selain itu, DICE juga dapat memantau seluruh aktivitas pengeboran di sumur-sumur minyak yang ada di WK Rokan.

"PHR saat ini sudah memiliki sistem yang lengkap dari ujung ke ujung, mulai dari pengambilan data di lapangan. Kemudian melakukan analisa dari data yang ada, lalu integrasi data yang lain, maka keakuratan data yang ada di DICE command center bisa dikatakan cukup baik ditambah lagi dukungan teman-teman di lapangan yang selalu konsisten dalam meng-input data yang tersimpan di dalam server yang memiliki kecanggihan teknologi," katanya.

Selain itu, untuk memantau keselamatan pekerjaan yang ada di lapangan, DICE juga memiliki solusi digital, yaitu solusi ICE CCTV dan intelijen CCTV. Solusi digital tersebut dibangun dengan menggunakan suatu sistem yang dapat membantu mendeteksi secara otomatis keselamatan para pekerja.

"ICE CCTV tersebut dapat secara otomatis mendeteksi apakah pekerja di lapangan menggunakan alat pelindung diri (APD) yang lengkap atau tidak sehingga apabila ada pegawai yang tidak lengkap menggunakan APD pada saat di lapangan, otomatis alarm akan berbunyi di-command center sehingga kami bisa melakukan tindak lanjut secara cepat," ujar Tri.

Ia menilai implementasi digital itu mampu dilaksanakan lantaran adanya tata kelola transformasi digital dengan melihat kebutuhan masing-masing divisi yang ada di PHR.

"Dengan demikian, kami memiliki digital plan dan digital solusi yang dapat membantu masing-masing divisi memenuhi target," tuturnya.

Ia mengharapkan dengan penerapan transformasi digital, PHR mampu meningkatkan kinerja demi mendukung ketahanan energi Indonesia.

"Seluruh proses transformasi digital yang dilaksanakan oleh PHR benar-benar diarahkan untuk ketahanan energi," ujarnya.

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement