Jumat 27 Oct 2023 16:51 WIB

PMI Sukabumi Bantu Sekolah Wujudkan Satuan Pendidikan Aman Bencana

PMI Kota Sukabumi melakukan sosialisasi dan pendampingan ke sekolah-sekolah.

Rep: Antara/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Kegiatan simulasi bencana.
Foto: Republika/Bayu Adji P
(ILUSTRASI) Kegiatan simulasi bencana.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Sukabumi terus berupaya membantu sekolah di Kota Sukabumi, Jawa Barat, untuk menjadi Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Program ini diharapkan dapat melindungi warga sekolah dan meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana, sehingga dapat meminimalkan risikonya.

“Untuk membentuk SPAB ini kami gencar melakukan sosialisasi dan pendampingan ke sekolah-sekolah terkait edukasi dan simulasi kebencanaan,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Ketua PMI Kota Sukabumi Fifi Kusumajaya, Jumat (27/10/2023).

Baca Juga

Dalam pelaksanaannya, PMI Kota Sukabumi bekerja sama dengan Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Kota Sukabumi dan Universitas Muhammadiyah Sukabumi.

Fifi mengatakan, program SPAB ini bertujuan melindungi peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan dari ancaman bencana yang bisa terjadi kapan saja di lingkungan satuan pendidikan.

Melalui program ini, kata dia, diharapkan dapat menambah pengetahuan warga sekolah akan kebencanaan dan mitigasinya, sehingga dapat mengurangi risiko bencana.

“Saat ini sudah banyak sekolah mulai dari tingkat SD hingga SMA sederajat yang mengirimkan permohonan kepada kami untuk memberikan edukasi tentang SPAB,” ujar Fifi.

Namun, Fifi menjelaskan, karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM), PMI Kota Sukabumi memprioritaskan sekolah-sekolah yang berada di lokasi rawan bencana dan berisiko tinggi terdampak bencana. 

Sekolah-sekolah yang sudah mendapatkan edukasi dan pendampingan ini nantinya diarahkan untuk ditetapkan sebagai SPAB. Namun, untuk menjadi SPAB, Fifi mengatakan, ada sejumlah indikator lainnya yang harus dipenuhi oleh setiap sekolah.

Seperti manajemen kebencanaan di sekolah, pembentukan relawan, peningkatan kapasitas, termasuk dukungan anggaran sekolah untuk pengadaan sarana mitigasi, seperti jalur evakuasi dan titik kumpul.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement