REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Curah hujan tinggi yang melanda sejumlah wilayah di Banten dan Jawa Barat sejak awal Desember 2024 telah menyebabkan bencana besar, termasuk banjir, tanah longsor, dan pergerakan tanah.
Pandeglang, Cianjur, dan Sukabumi menjadi daerah yang paling terdampak, dengan ribuan rumah terendam dan kebutuhan darurat yang semakin mendesak.
Namun, di balik tragedi ini, semangat solidaritas dan kerja sama menunjukkan cahaya harapan, terutama dari Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan Banser yang terjun langsung membantu penanganan bencana.
Banjir Pandeglang
Di Kabupaten Pandeglang, banjir akibat luapan Sungai Cilemer melanda Desa Suryaneneretan dan Desa Idaman di Kecamatan Patia.
Sebanyak 270 rumah terendam, dengan ketinggian air mencapai dada orang dewasa. Banjir telah melanda kawasan ini selama lebih dari sepekan, menyebabkan kesulitan bagi penduduk setempat yang tinggal di dua desa tersebut.
Di Desa Suryaneneretan, sekitar 150 rumah terendam di RT 01 dan RT 02, RW 01. Sementara itu, Desa Idaman mengalami dampak serupa, dengan 120 rumah terendam banjir. Warga setempat kini bergantung pada bantuan yang diberikan oleh berbagai lembaga, termasuk GP Ansor dan Banser.
Cianjur dan Sukabumi
Sementara itu, bencana serupa juga melanda Kabupaten Cianjur dan Sukabumi. Di Cianjur, kecamatan seperti Agrabinta, Sindangbarang, dan Tanggeung terkena dampak longsor dan pergerakan tanah.
Di Sukabumi, bencana tersebut terjadi di Kecamatan Pabuaran, Sagaranten, dan Ciemas. Cuaca ekstrem yang terjadi sejak 2 Desember 2024 menjadi pemicu utama terjadinya bencana ini.
Ketua Umum GP Ansor, Addin Jauharudin, yang langsung terjun ke lokasi bencana di Pandeglang, mengatakan bahwa pihaknya telah mengerahkan Banser Tanggap Bencana (Bagana) untuk membantu proses evakuasi dan distribusi bantuan.