Ahad 29 Oct 2023 08:10 WIB

PP Muhammadiyah Dukung GNRM Tanam 10 Juta Pohon

Revolusi Mental diwujudkan antara lain dengan menanam 10 juta pohon di 4 provinsi.

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Abdul Muti saat membuka acara sosialisasi Gerakan Nasional Revolusi Mental di Tegal, Jateng, Kamis (26/10/2023)
Foto: DOK MUHAMMADIYAH
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Abdul Muti saat membuka acara sosialisasi Gerakan Nasional Revolusi Mental di Tegal, Jateng, Kamis (26/10/2023)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengapresiasi aksi tanam 10 juta pohon yang dilakukan bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK). Kegiatan tersebut merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

Untuk tahun ini, GNRM dipusatkan di sejumlah daerah, termasuk Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Menurut Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Abdul Mu'ti, aksi tanam 10 juta pohon turut menjadi solusi bagi krisis iklim yang dialami dunia kini. 

Baca Juga

"Kondisi bumi sedang mengalami kerusakan alam yang sangat serius. Krisis lingkungan ini akan terus berlangsung jika tidak secepatnya diselamatkan," kata dia saat membuka acara Sosialisasi GNRM di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Muhammadiyah, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, seperti dikutip Republika dari keterangan tertulis, Sabtu (28/10/2023).

Bukan hanya gerakan penanaman pohon, GNRM juga diisi dengan kegiatan-kegiatan lain, seperti pemberian makanan sehat untuk mencegah stunting, bersih-bersih lingkungan pesantren, pelatihan koperasi, serta pelatihan keadaban digital dan pencegahan intoleransi. Di Tegal, seluruh rangkaian sosialisasi GNRM itu dilakukan sejak Kamis (26/10/2023) hingga Jumat (27/10/2023).

Muhammadiyah menjadi salah satu organisasi keagamaan yang digandeng Kemenko PMK untuk memasyarakatkan GNRM. Menurut Abdul Mu'ti, pelbagai bentuk sosialisasi itu dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih aktif dalam menjaga kehidupan. Hal itu pun tampak pada aksi tanam 10 juta pohon, yang dinilai bisa mengurangi dampak buruk perubahan iklim global.

"Muhammadiyah pada Muktamar ke-47 di Makassar sudah mengangkat persoalan perubahan iklim menjadi bagian dari persoalan yang harus diantisipasi," imbuhnya.

Ia berharap, program revolusi mental melalui penanaman pohon ini tidak berhenti layaknya seremonial, tetapi berlanjut dan menjadi bagian dari gerakan pimpinan Perserikatan. “Target kami menanam pohon sebanyak 10 juta batang pohon. Itu sesuai program dari pemerintah pusat,” ujarnya.

Ketua Koordinator Tim Kerja Revolusi Mental, Muhammad Sofyan menjelaskan, kegiatan GNRM pada tahun ini berlangsung di empat provinsi, yaitu Banten, Kalimantan Tengah, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Adapun pelatihan keadaban digital, yang menjadi bagian dari sosialisasi GNRM, diikuti oleh para guru yang dipusatkan di kawasan objek wisata Guci Bumijawa.

"Pelatihan tersebut dilaksanakan dalam rangka menghadapi tahun politik supaya guru bisa menyebarkan kebaikan untuk mengantisipasi berita tidak benar," ujar Sofyan.

Sekretaris Daerah Kabupaten Tegal Amir Makhmud menambahkan, pada prinsipnya pemerintah Kabupaten Tegal sangat mendukung kegiatan Kemenko PMK bersama Muhammadiyah yang berkaitan dengan Revolusi Mental.

Amir memandang hal ini sangat penting dilakukan, karena Indonesia sedang berada di masa transisi perencanaan jangka panjang 2025-2045.

"Sehingga untuk bisa mewujudkan itu, membutuhkan usaha yang sangat besar karena visi yang juga tidak mudah, yakni Indonesia Emas dan Indonesia Maju," katanya.

Kegiatan kali ini juga turut dihadiri Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Tegal, Pimpinan Cabang Muhammadiyah, dan lainnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement