REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Relawan gabungan masih mewaspadai munculnya bara api di kawasan hutan dan lahan lereng gunung Merbabu yang sebelumnya terbakar meski kawasan dinyatakan sudah aman.
Sebab setelah sempat diguyur hujan pada Ahad (29/10/2023) malam, asap yang ditimbulkan oleh bara masih terpantau di wilayah Dusun Thekelan Desa Batur dan Dusun Pulian, Desa Tajuk, Senin (30/10/2023).
Sehingga relawan bersama dengan warga hingga saat ini masih melakukan upaya penyisiran, guna memastikan sudah tidak ada bara yang masih berpotensi menjadi api. Kepala Resort Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) Wilayah Kopeng, Nur Khozin mengatakan hujan yang mengguyur Ahad malam cukup membantu memadamkan bara.
Khusunya di kawasan hutan/ lahan yang sebelumnya masih terbakar. Shingga titik api yang sebelumnya masih terpantau di wilayah Desa Tajuk, Desa Kopeng dan Desa Batur sudah tidak ada lagi. Hari ini, jelasnya, dari Posko Induk Penanganan Kebakaran Gunung Merbabu (Pos) BRC Desa Batur telah memberangkatkan dua tim (75 personel) untuk melakukan penyisiran.
Apabila dalam penyisiran masih ditemukan bara yang berpotensi menjadi api, akan dipadamkan oleh relawan gabungan guna memastikan aman terhadap munculnya titik api baru. Sampai dengan hari ke-tiga kebakaran di gunung Merbabu, Ahad kemarin, total luasan hutan dan lahan gunung Merbabu yang terbakar telah mencapai 484,5 hektare.
Vegetasi yang terdampak dari kejadian kebakaran hutan di Gunung Merbabu juga cukup banyak meliputi pohon pinus, puspa, pohon salam, pohon akasia. Selain itu, berbagai jenis vegetasi yang tumbuh di atas ketinggian 2.000 mdpl, seperti edelwis, cantigi dan ada semak belukar dan semak perdu lainnya," jelas Nur Khozin.