REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasangan capres dan cawapres Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berpotensi besar menguasai mayoritas suara di Jawa Tengah (Jateng). Adanya faktor Presiden Jokowi yang begitu kuat di Jateng, diyakini bisa membantu mendongkrak elektabilitas Prabowo-Gibran.
"Saya melihat ada potensi suara PDIP atau Ganjar-Mahfud, bisa diambil oleh Prabowo-Gibran, lalu ditambah faktor Jokowi juga, di situ kemungkinan besar akan terbelah suara basis massa PDIP dan berbalik mendukung Prabowo – Gibran," kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin, ketika dihubungi di Jakarta, Senin (30/10/2023).
Selain adanya faktor Jokowi yang begitu kuat di Jateng, Ujang menilai, Prabowo-Gibran juga diyakini bisa merebut suara dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Apalagi, mereka diperkuat ulama besar Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya dan Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah yang hadir saat deklarasi Prabowo-Gibran di Senayan, Jakarta pada pekan lalu.
"Di Jawa Tengah akan ada perebutan suara ya, bisa jadi pendukung Ganjar-Mahfud atau pendukung PDIP bisa terpecah di sana dan kita tahu juga Habib Luthfi yang terkenal di Jawa Tengah, Pekalongan dan sekitarnya, juga mendukung Prabowo-Gibran," kata Ujang.
Bila dilihat secara lebih mendalam, potensi elektabilitas Prabowo-Gibran berpeluang terus menguat menjelang Pilpres 2024. Disokong koalisi besar, Presiden Jokowi hingga Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kata Ujang maka pasangan Prabowo-Gibran berpotensi besar memenangkan Pilpres 2024.
Hal itu juga semakin dikokohkan berbagai lembaga survei yang menempatkan elektabilitas Prabowo-Gibran di posisi terakhir. Hasil sigit Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 16-18 Oktober 2023, misalnya, Prabowo-Gibran meraih 35,9 persen. Diikuti Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan 26,1 persen dan Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar dengan 19,6 persen.
Maka dari itu, Ujang meyakini potensi tergerusnya suara PDIP di Jateng. "Didukung juga oleh faktor Jokowi dan ada faktor Habib Luthfi yang berasal dari Pekalongan, kelihatannya suara PDIP di Jawa Tengah akan terpecah belah," ucap Ujang.