REPUBLIKA.CO.ID, KOTA BENGKULU -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Fatmawati Bengkulu mengatakan, awan di Kota Bengkulu masih tercampur asap kiriman dari sejumlah wilayah di Provinsi Bengkulu.
"Asap kiriman masih ada, tetapi sangat tipis. Hal ini karena sejumlah wilayah di Pulau Sumatra, termasuk sejumlah kabupaten di Bengkulu sempat diguyur hujan sehingga titik panas berkurang," kata Prakirawan BMKG Stasiun Fatmawati Bengkulu Anjasman di Kota Bengkulu, Rabu (1/11/2023).
Meskipun sempat terjadi hujan, sejumlah wilayah di Provinsi Bengkulu masih terdapat titik panas sehingga Kota Bengkulu masih terdampak asap walaupun tipis. Berdasarkan hasil pantauan dari BMKG, terdapat empat titik panas di Provinsi Bengkulu yang terdiri atas dua titik di Kabupaten Lebong dan dua titik lainnya berada di Kabupaten Bengkulu Utara.
Meskipun jumlah titik panas di Provinsi Bengkulu telah berkurang dan telah terjadi hujan di sejumlah wilayah, pihaknya terus mengimbau agar masyarakat selalu berhati-hati dan tidak pembukaan lahan dengan cara dibakar. "Memang hujan sudah turun dan titik panas terdeteksi mulai berkurang, tetapi kewaspadaan terus dilakukan karena potensi kebakaran lahan masih berpeluang terjadi," ujarnya.
Sebelumnya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bengkulu menyebutkan pencemaran udara di wilayah tersebut masuk kategori sedang dengan indeks standar pencemaran udara (ISPU) di Bengkulu dan PM 2,5 capai 98. Tercatat nilai ambang batas (NAB) udara untuk ISPU normal di angka 0 hingga 50 dan particulate matter (PM2,5) atau partikel udara yang berukuran kecil dari atau sama dengan 2,5 mikrometer, yaitu 65 gram/m³.
"Udara di Bengkulu sebenarnya masih termasuk normal. Tercatat PM 2,5 mencapai 98 dengan normalnya 0 sampai 20 dan di atasnya masuk kategori sedang dan masih bisa diterima kesehatan masyarakat, hewan, dan tumbuhan," ujar Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH Kota Bengkulu, Elfriza.
Meskipun demikian masyarakat masih aman untuk melakukan aktivitas di luar rumah, Namun bagi warga yang sensitif terhadap debu, kata dia, disarankan untuk menggunakan masker saat berada di lingkungan luar. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tidak membakar sampah dan melakukan uji emisi kendaraan agar agar tidak menyumbangkan pencemaran udara.