REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Seorang anggota parlemen dari partai Likud yang berkuasa di Israel dan seorang menteri pada hari Rabu (1/11/2023) menyerukan agar seluruh Gaza dihapuskan dari muka bumi. Keduanya mengatakan bahwa daerah kantong di wilayah pesisir tersebut harus 'dihapuskan'.
Galit Distel Atbaryan, yang hingga dua minggu lalu menjabat sebagai menteri diplomasi publik, menulis di Facebook setelah diperlihatkan rekaman serangan Palestina pada 7 Oktober terhadap komunitas Israel.
Distel Atbaryan memposting di Facebook bahwa video tersebut mendorongnya untuk menyampaikan pesan kepada sesama warga Israel, mendesak mereka untuk menghentikan perdebatan internal dan berkonsentrasi pada para 'monster di Gaza.
“Investasikan energi itu pada satu hal,” tulisnya. “Menghapus seluruh Gaza dari muka bumi.”
Distel Atbaryan mengatakan dia ingin melihat 'monster pemberani' melarikan diri melewati penghalang selatan Gaza menuju Mesir, atau membiarkan mereka mati.
“Gaza perlu dimusnahkan,” tambahnya, sambil mengatakan bahwa 'Nazi' di Tepi Barat yang diduduki juga perlu dijadikan sasaran. Untuk memnusnahkan Gaza, menurutnya, dibutuhkan militer Israel yang 'dendam, kejam dan tidak bermoral'.
Pada tanggal 7 Oktober, ratusan pejuang Palestina menyerang Israel dari Jalur Gaza, menewaskan sekitar 1.400 warga Israel, mayoritas warga sipil.
Sejak itu, militer Israel melancarkan kampanye pengeboman tanpa henti di wilayah pesisir tersebut, menewaskan lebih dari 8.700 warga Palestina, termasuk lebih dari 3.600 anak-anak. Dalam beberapa hari terakhir, pasukan darat Israel telah memasuki Gaza, meningkatkan serangan.
Montase rekaman bodycam berdurasi 45 menit yang diambil dari mayat pejuang Hamas sebelumnya telah dilihat oleh media internasional, namun belum dirilis ke publik. Menurut laporan, video tersebut memuat rekaman berbagai serangan yang meresahkan terhadap warga sipil Israel.
Distel Atbaryan, yang berasal dari partai Likud pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengundurkan diri sebagai menteri pada 12 Oktober, dengan mengatakan bahwa kewenangannya telah dicabut menyusul penataan ulang sumber daya pemerintah setelah perang di Gaza.
Distel Atbaryan yang juga merupakan mantan novelis dan komentator media sayap kanan ini kerap membuat pernyataan kontroversial. Dia sebelumnya pernah bertengkar dengan sesama menteri, dan dilaporkan mengatakan kepada Menteri Intelijen Gila Gamliel: “Gigit aku, bodoh, tidak ada seorang pun di Likud yang menyukaimu.”
Berasal dari keturunan Yahudi Iran, Distel Atbaryan juga menuai kritik atas pernyataan menghasut yang dia buat tentang pendekatan Ashkenazi terhadap Holocaust dan Nazi. “Mereka menyebut saya menteri propaganda – Goebbels di sini, Goebbels di sana,” katanya tentang serangan terhadap dirinya.
Dalam hampir empat minggu perang, retorika Israel terhadap warga Palestina, khususnya yang berada di Gaza, telah meningkat secara dramatis.
Menteri Pertahanan Yoav Gallant menyebut warga Palestina sebagai “manusia binatang”.
Komentator politik terkemuka Eliyahu Yossian baru-baru ini berkata: “Anda harus memasuki Gaza pada puncak kebrutalan, dengan tujuan balas dendam, tidak ada moralitas, dan banyak korban jiwa.”
Sementara itu, Moshe Feiglin, mantan anggota parlemen sayap kanan, mengatakan kepada Aljazirah bahwa satu-satunya solusi adalah “penghancuran total Gaza… kehancuran seperti di Dresden dan Hiroshima, tanpa senjata nuklir”.
Dua minggu lalu, manajer kantor istri Netanyahu, Sara, mengatakan bahwa warga Palestina yang terlibat dalam serangan 7 Oktober harus disiksa.
“Simpan lidahnya untuk yang terakhir, agar kita bisa menikmati teriakannya, telinganya agar dia bisa mendengar jeritannya sendiri, dan matanya agar dia bisa melihat kita tersenyum,” Tzipi Navon di media sosial.
Ada beberapa serangan terhadap warga Palestina di Israel. Pada hari Sabtu, sekelompok warga sayap kanan Israel menyerbu sebuah asrama di pusat kota Netanya tempat mahasiswa Palestina tinggal, meneriakkan “kematian bagi orang-orang Arab”.