REPUBLIKA.CO.ID, MANAMA -- Bahrain mengatakan pihaknya telah mengusir duta besar Israel untuk Manama dan menarik kembali utusannya dari Tel Aviv pada hari Kamis (2/11/2023). Keputusan Bahrain ini dilakukan dengan alasan perang Israel yang sedang berlangsung di Gaza, yang menewaskan hampir 9.000 warga Palestina.
Dalam sebuah pernyataan, parlemen Bahrain mengatakan langkah tersebut merupakan bagian dari tindakan yang diambil untuk mendukung “perjuangan Palestina dan hak-hak sah rakyat Palestina”. “Kami mengonfirmasi kepergian duta besar Israel ke negara tersebut, kembalinya duta besar Bahrain dari Israel, dan penghentian hubungan ekonomi,” bunyi pernyataan itu seperti dilansir Doha News.
Bahrain menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 2020 sebagai bagian dari Kesepakatan Abraham yang kontroversial, di mana Uni Emirat Arab (UEA) dan Maroko juga menjalin hubungan.
Keputusan Bahrain ini diumumkan hanya sehari setelah Yordania mengambil tindakan serupa terhadap Israel. Pada hari Rabu, Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi “segera” memanggil pulang duta besarnya untuk Israel.
Yordania menambahkan bahwa pihaknya hanya akan mengirim kembali utusannya jika Israel menghentikan serangan gencarnya ke Gaza dan meminta Tel Aviv untuk menarik duta besarnya untuk Amman. Israel telah mengevakuasi seluruh staf kedutaan besarnya di Yordania serta negara-negara lain yang memiliki hubungan dekat, termasuk Bahrain dan Maroko.
Sejauh ini Maroko dan Uni Emirat Arab belum melakukan langkah serupa. Namun, negara Amerika Latin, Bolivia, memutuskan hubungan dengan Israel karena meningkatnya bencana kemanusiaan di Gaza. Chile dan Kolombia menarik kembali utusan mereka di Tel Aviv namun belum mengumumkan tindakan serupa.