REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) melaporkan kondisi tabungan valuta asing (valas) di bank umum tumbuh positif di tengah penguatan dolar AS.
"Tabungan valas di September 2023 tumbuh 6,13 persen year on year atau mencapai 78,17 miliar dolar AS. Ini tumbuhnya lebih cepat dibandingkan dengan bulan Agustus," kata Kepala LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam acara konferensi pers "Hasil Rapat Berkala KSSK IV 2023: Stabilitas Sistem Keuangan Tetap Terjaga Di Tengah Meningkatnya Ketidakpastian Global" di Jakarta, Jumat (3/11/2023).
Ia mengatakan, banyak pihak menduga bahwa tabungan valas akan drop habis-habisan karena menguatnya dolar AS, namun data justru menunjukkan pertumbuhan yang positif. Sadewa menyebutkan, kondisi Loan to Deposit Ratio (LDR) valas tercatat mencapai 80,3 persen yang mengindikasikan likuiditas valas di pasar domestik cukup kuat.
"Ruangnya cukup untuk memberikan tambahan kredit ke sektor riil kalau diperlukan," ujar Purbaya.
Lebih lanjut, Sadewa mengatakan, LPS juga telah memutuskan untuk mempertahankan tingkat bunga penjaminan simpanan valas sebesar 2,25 persen serta simpanan rupiah sebesar 4,25 persen selama periode September 2023 hingga 31 Januari 2024. Keputusan tersebut diambil mempertimbangkan prospek pemulihan ekonomi, perkembangan pasar keuangan, dan kinerja perbankan.
Selain itu, kebijakan itu juga untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi, menjaga intermediasi perbankan, memberikan ruang lanjutan bagi perbankan dalam mengelola likuiditas dan suku bunga pinjaman serta menjaga stabilitas sistem keuangan serta mengantisipasi risiko ketidakpastian global.
"Kami secara berkelanjutan akan terus melakukan assesment dan evaluasi terhadap tingkat bunga penjaminan agar tetap berjalan dengan perkembangan kondisi perekonomian dan perbankan," kata Purbaya.