REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- TikTok menutup Dana Kreator senilai 2 miliar dolar AS atau Rp 31,2 triliun. Ini merupakan sebuah inisiatif tahun 2020 yang dirancang untuk membantu membayar pengguna yang memenuhi syarat untuk membuat konten di TikTok.
Dana itu dimaksudkan untuk membantu mendukung para pembuat konten yang mencari peluang untuk mengembangkan mata pencaharian melalui konten inovatif mereka. Tiktok mendistribusikan dana tersebut kepada pembuat konten selama tiga tahun.
Kumpulan uang itu didistribusikan berdasarkan pangsa pembuat konten dalam keseluruhan penayangan platform. Namun setelah dana tersebut diluncurkan, banyak pembuat konten yang menyuarakan keprihatinan mereka dan mengatakan bahwa hal tersebut mempersulit monetisasi di TikTok.
Melansir NBC News, Selasa (7/11/2023), Hank Green yang merupakan bintang awal YouTube dan dianggap sebagai pakar budaya internet, termasuk di antara mereka yang secara terbuka menyuarakan keprihatinannya tahun lalu. Ia mengatakan mengatakan bahwa dana tersebut sudah ketinggalan zaman.
Dia berargumen bahwa alat monetisasi TikTok bukannya menguntungkan penciptanya, namun justru menguntungkan platform tersebut. Pembuat konten lain dengan cepat menyuarakan keluhan Green, berbagi bahwa mendapat sedikit pendapatan meskipun telah memperoleh jumlah penonton yang besar.
Saat itu, Green (yang memiliki 8 juta pengikut di TikTok) mengatakan bahwa untuk setiap 1.000 penayangan, ia menghasilkan hanya sekitar 2,5 sen atau Rp 375.
Dana Kreator akan dihentikan pada 16 Desember 2023 di AS, Inggris, Prancis, dan Jerman. Seorang juru bicara TikTok mengkonfirmasi bahwa dana tersebut ditutup, tetapi tidak memberitahukan tanggal berakhirnya atau rincian lebih lanjut.
“Program Kreativitas dikembangkan berdasarkan pembelajaran dan masukan yang kami peroleh dari Dana Kreator sebelumnya,” kata juru bicara tersebut dalam pernyataan email.
Berita ini muncul hanya beberapa bulan setelah....