REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Hybe, Bang Si-hyuk, menuai protes dan kecaman dari warganet Korea belum lama ini. Protes dan kecaman ini muncul setelah Bang melontarkan usulan agar huruf K pada genre musik K-pop dihapus.
K-pop merupakan singkatan untuk Korean popular music atau musik populer Korea. Istilah ini ditujukan untuk musik-musik populer yang berasal dari Korea Selatan.
Dalam sebuah sesi wawancara terbaru, Bang melontarkan pendapat pribadinya mengenai K-pop. Menurut Bang, huruf K yang merupakan singkatan Korea dalam istilah K-pop perlu dihapus. Tujuannya adalah agar musik-musik dari Korea Selatan bisa diterima oleh konsumen yang lebih luas di pasaran.
"K-pop saat ini perlu bertemu dengan basis konsumen yang lebih luas di pasar yang lebih besar," lanjut Bang, seperti dilansir Koreaboo pada Kamis (9/11/2023).
Komentar ini sontak menyulut amarah para penggemar K-pop, baik yang berasal dari Korea Selatan maupun internasional. Mereka menyuarakan protes hingga kritik terhadap Bang melalui beragam unggahan yang menjadi viral dalam waktu singkat.
Dalam unggahan-unggahan tersebut, para penggemar K-pop asal Korea Selatan menyatakan bahwa pernyataan Bang terasa arogan. Selain itu, pernyataan Bang juga terkesan meremehkan K-pop sebagai bagian dari identitas budaya Korea Selatan.
"K-pop bukan miliknya (Bang), jadi mengapa dia memerintahkan orang-orang untuk melakukan sesuatu. Lakukan saja apa yang kamu mau pada musik Hybe dan biarkan K-pop mengurus dirinya sendiri," ujar seorang warganet Korea.
Warganet lain melihat Bang lebih memprioritaskan ekspansi bisnis dibandingkan musik. Menurut mereka, Bang saat ini lebih terlihat seperti pebisnis daripada produser musik.
"Alih-alih seperti seorang produser, dia lebih terlihat seperti pengusaha yang tidak mengerti musik," jelas warganet lain.
Ada pula warganet yang menyanggah pernyataan kontroversial Bang dengan mengutip kalimat dari leader grup BTS, RM, yang berada di bawah naungan Hybe. Dalam kalimat tersebut, RM menyatakan bahwa huruf K dalam K-pop merupakan sebuah sertifikasi yang istimewa dan penting.
Sebagian warganet menyatakan, mereka memahami poin yang disampaikan oleh Bang mengenai ekspansi global untuk musik asal Korea Selatan. Mereka menilai, sebagian orang mungkin menyalahartikan maksud dari perkataan Bang.
"Dia tidak menyarankan untuk memanggil K-pop dengan sebutan "pop" saja, tetapi dia berbicara mengenai image K-pop yang terbatas hanya pada idol. Jadi menurut saya, dia menganjurkan perluasan K-pop menjadi lebih beragam," komentar seorang warganet.
Akan tetapi tak sedikit pula warganet yang menyayangkan sudut pandang Bang yang beranggapan bahwa ekspansi musik K-pop hanya dapat dilakukan bila elemen Korea dalam musik K-pop dihilangkan. Padahal, elemen tersebut yang justru menjadi keunikan tersendiri bagi K-pop.
"(Ekspansi global) itu poin valid, tetapi Anda tak bisa mengabaikan fakta bahwa mereka (idol) sukses dalam genre K-pop. Untuk membuat mereka bersaing tanpa "K", bisa menjadi sebuah tantangan," ujar warganet lain.