Kamis 03 Jul 2025 17:06 WIB

Ini 7 Cara Wahyu Turun kepada Nabi

Ada setidaknya tujuh cara wahyu Allah turun kepada nabi-Nya.

Ilustrasi Alquran.
Foto: pexels
Ilustrasi Alquran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam bukunya yang berjudul Perjalanan Hidup Rasul yang Agung Muhammad, Syekh Shaffiyyurahman al-Mubarakfuri menerangkan secara mendetail cara-cara wahyu turun. Ia menukil penjelasan dari Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Berikut ini adalah beberapa caranya.

Pertama adalah ar-Ru'ya ash-Shadiqah. Maknanya, mimpi yang benar. Ini merupakan permulaan turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga

Kedua, berupa sesuatu yang dibisikkan oleh malaikat kepada jiwa dan hati Nabi Muhammad SAW walau dilihat oleh beliau. Hal ini sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW, “Sesungguhnya, Ruhul Quds (Malaikat Jibril) mengembuskan (membisikkan) ke dalam hatiku, bahwasannya jiwa tidak akan mati hingga disempurnakan rezeki baginya.

Oleh karena itu, bertakwalah kalian kepada Allah, berindah-indahlah dalam meminta (berdoa), serta janganlah keterlambatan rezeki atas kalian, mendorong kalian untuk memintanya dengan cara melakukan perbuatan maksiat terhadap-Nya. Sebab, sesungguhnya apa-apa yang ada di sisi Allah tidak akan didapat kecuali dengan melakukan ketaatan kepada-Nya.”

Ketiga, dengan cara bahwa malaikat mengambil wujud laki-laki. Kemudian, ia mengajak Rasulullah SAW berbicara hingga beliau memahami dengan baik apa-apa yang telah dikatakan kepadanya. Dalam hal ini, terkadang para sahabat dapat pula melihat malaikat tersebut yang tampil dalam bentuk manusia.

Keempat, berupa bunyi gemericing lonceng yang datang kepada beliau. Bunyi-bunyi itu segera diikuti malaikat yang menyampaikan wahyu secara samar. Cara ini, demikian Rasulullah SAW, merupakan cara yang paling berat dirasakannya. Sampai-sampai, beliau berkeringat sekalipun itu terjadi pada hari yang amat dingin.

Demikian pula, mengakibatkan unta beliau duduk bersimpuh ke bumi bila beliau sedang menungganginya. Dan pernah juga suatu kali, wahyu datang dengan cara tersebut. Saat itu, beliau berada di atas Zaid bin Tsabit. Sehingga, Zaid merasakan beban sedemikian berat yang hampir saja membuat tulang dan ototnya seperti terimpit.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement