REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat, berupaya menangani sejumlah titik yang rawan banjir atau genangan air saat musim hujan. Menurut Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung Didi Ruswandi, saat ini ada 12 titik rawan banjir atau genangan air.
“Ada istilah genangan dan banjir. Ketinggiannya 60 sentimeter ke atas dan daya surutnya di atas satu jam, itu kategori banjir. Sejauh ini ada lima titik yang masih dalam kategori banjir, sisanya genangan. Beberapa titik sedang kita upayakan untuk diselesaikan,” kata Didi, Ahad (12/11/2023).
Lima titik rawan banjir disebut kawasan Margahayu, Cibaduyut, Pasirkoja, Leuwipanjang, dan Citarip. Dalam upaya meminimalkan potensi banjir, Didi mengatakan, pihaknya terus mendorong pembuatan kolam retensi dan penyediaan rumah pompa secara bertahap.
“Yang dilakukan dalam skala besar itu rumah pompa dan kolam retensi dan ini bertahap ya karena anggaran juga bertahap,” kata Didi.
Menurut Didi, dalam upaya penanganan masalah banjir ini dibutuhkan sinergi lintas wilayah. Diharapkan juga kontribusi masyarakat untuk meminimalkan faktor-faktor yang dapat memicu banjir. Misalnya, persoalan sampah di aliran sungai atau drainase.
“Apalagi sekarang banyak sampah yang menyumbat di sungai, makanya kita terus giatkan pengangkutan sampah sungai,” kata Didi.
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono mengatakan, berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dari 68 titik rawan banjir atau genangan air, saat ini tersisa 12 titik. “Kami berkomitmen menyelesaikan target sisa 12 titik potensi banjir yang dimaksud dalam waktu segera,” ujarnya.
Sejumlah upaya untuk mengendalikan air atau potensi banjir sudah dilakukan, antara lain pembangunan kolam retensi. “Kita punya 11 kolam retensi, 47 sumur imbuhan, yang bersumber dari APBD. Ada lagi 132 sumur imbuhan yang di luar APBD,” kata Bambang.
Prakirawan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung Yan Firdaus Permadhi mengatakan, musim hujan di wilayah Bandung Raya diperkirakan berlangsung mulai pertengahan November ini.
Masyarakat diimbau untuk memperhatikan kondisi lingkungan sebagai upaya mengantisipasi banjir, seperti menjaga kondisi saluran pembuangan atau saluran air agar jangan sampai tersumbat. “Masyarakat diharapkan bisa mengantisipasi risiko terjadinya banjir,” kata dia.