Kamis 16 Nov 2023 21:05 WIB

Sungai Eufrat Mengering Tanda Kiamat, Bagaimana dengan Gunung Emasnya?

Sungai Eufrat menjadi salah satu sungai surga yang disebut Rasulullah SAW

Sungai Eufrat mengering (ilustrasi). Sungai Eufrat menjadi salah satu sungai surga yang disebut Rasulullah SAW
Foto: france24
Sungai Eufrat mengering (ilustrasi). Sungai Eufrat menjadi salah satu sungai surga yang disebut Rasulullah SAW

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Sebagai umat Islam, wajib hukumnya mengimani apa yang telah disabdakan Rasulullah SAW tentang adanya gunung emas dalam hadits seputar Sungai Eufrat.  

Dalam hadis-hadis tentang akhir zaman, persoalan Sungai Eufrat yang akan menyibakkan gunung emas terus menjadi berbincangan hangat. Hingga saat ini, belum ada bukti autentik tentang keberadaan gunung emas tersebut. Persoalan ini baru sebatas spekulasi dari para ilmuwan tentang keberadaannya. Rasulullah SAW bersabda:  

Baca Juga

عن أبي هريرة رضي الله عنه مرفوعاً: «لا تقوم الساعة حتى يحسر الفرات عن جبل من ذهب يُقْتَتَلُ عليه، فَيُقْتَلُ من كل مائة تسعة وتسعون، فيقول كل رجل منهم: لعلي أن أكون أنا أنجو

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Hari kiamat tak akan terjadi sebelum Sungai Eufrat mengering dan menyingkapkan gunung emas sehingga manusia saling membunuh (berperang) untuk mendapatkannya. Maka terbunuhlah 99 dari 100 orang yang berperang dan setiap orang dari mereka berkata, ‘Semoga akulah satu-satunya orang yang selamat.’’(HR Muslim).  

Hadis sahih ini tak diragukan lagi kebenarannya. Persoalannya, tak seorang pun mengetahui secara pasti tentang letak gunung emas yang dimaksudkan. Hal ini masih ditutup Allah SWT karena ia merupakan tanda-tanda akhir zaman. 

Terkait hal ini, Ibnu Hajar mengatakan, surutnya air Sungai Eufrat akan terjadi menjelang kemunculan al-Mahdi. Demikian pula disebutkan dalam kitab Al-Burhan fi `Alamat al-Mahdi Akhir az-Zaman. Jadi, ada waktu yang ditetapkan Allah SWT kapan Dia akan memperlihatkannya. Tak seorang pun akan mengetahuinya sampai benar-benar disibakkan oleh Allah SWT sendiri. 

Di samping itu, beberapa spekulasi dari ilmuwan dan para ulama pun punya beragam penafsiran. Ada yang menafsirkan, gunung emas tersebut hanyalah kiasan. Misalkan, gunung emas bisa dikiaskan dengan minyak bumi karena keduanya mempunyai nilai manfaat yang sama. Hal ini disampaikan Abu Ubaidah dalam ta'liq-nya terhadap kitab An-Nihayah Fil Fitan (1:208) karya Ibnu Katsir. 

Ada juga para ulama yang tetap berpegang pada keaslian nash, yaitu benar-benar gunung emas yang akan muncul. Ulama seperti Syekh Yusuf al-Wabil tidak sependapat jika gunung emas ditafsirkan dengan minyak bumi.

Alasannya, minyak bumi tidaklah sama dengan emas. Dalam lafaz hadis disebutkan bahwa air sungai akan menyingkap gunung emas yang dilihat orang. Sedangkan, minyak bumi hanya bisa didapatkan dengan digali dari perut bumi dari dengan menggunakan peralatan. 

Lalu, di manakah prediksi gunung emas yang dimaksudkan? Dalam bahasa Arab, “eufrat” atau “al-Furat” berarti air yang paling segar. Menurut Dr Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Al-Hadith Al-Nabawi, Eufrat adalah sungai yang mengalir dari timur laut Turki.

Dia mengatakan, sungai sepanjang 2.375 kilometer ini membelah Pengunungan Toros, melewati Suriah di Kota Jarablus, melewati Irak di Kota al-Bukmal, dan bertemu Sungai Tigris di al-Qurnah yang bermuara di Teluk Arab.  

Baca juga: Zionis Israel akan Hancur Binasa 3 Tahun Lagi? Prediksi Syekh Ahmad Yasin Kembali Viral

Seperti banyak sungai besar lainnya, Eufrat pun memiliki beberapa anak sungai, yakni al-Balikh dan al-Khabur. Namun, kini kedua anak sungai ini telah kering. “Panjang Sungai Eufrat adalah 2.375 km,” kata Syauki, yang juga penulis buku best seller, Atlas Alquran.

Sementara itu, dalam wikipediadisebutkan, Eufrat adalah sungai besar yang bersama-sama dengan Sungai Tigris menjadi ciri khas Mesopotamia. Sungai Eufrat bermata air di Anatolia, Turki, dan bermuara di Teluk Persia.

Sejak berabad-abad silam, Sungai Eufrat menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat yang hidup di sekitarnya.    

Seperti banyak sungai besar lainnya...

sumber : Harian Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement