REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pj Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono mengatakan, untuk menguatkan konsep smart city, Kota Bandung terus berupaya mempercepat perluasan digitalisasi infrastruktur pendapatan dan belanja daerah. Dia menyebutkan, terdapat enam klaster yang perlu disinergikan untuk memperkuat citra Kota Bandung sebagai smart city, antara lain smart government, branding, economy, living, society, dan environment.
"Semua sudah by digital, artinya PR kita tinggal menyelaraskan sistem informasi yang sudah kita bangun. Harus dielaborasikan antara infrastruktur pendapatan dan belanja," tuturnya.
Ia mengatakan, pendapat asli daerah (PAD) Kota Bandung sudah memberikan kontribusi yang cukup besar. Dengan adanya penyelarasan berbagai macam infrastruktur pendapatan, maka akan lebih transparan, terukur, dan memudahkan pelayanan publik. Bahkan, di tahun 2024 Pemkot Bandung telah mempersiapkan infrastruktur berkenaan tentang kartu kredit pemerintah daerah, ujarnya.
"Kita punya sistem informasi untuk memudahkan menyusun program yang implikasinya penggunaan PAD yang efektif dan efisien," ungkapnya.
Bambang menambahkan, Pemkot Bandung sudah mempersiapkan infrastruktur di 2024 untuk perangkat daerah berbelanja menggunakan kartu kredit. Sehingga 2025 semua OPD sudah menggunakan kartu kredit untuk berbelanja, imbuhnya.
“Pun dengan integrasi data akan terus dilakukan pembaharuan oleh Pemkot Bandung agar semua pelayanan publik bisa jauh lebih efektif,” kata Bambang.
Sementara itu, Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bappenda) Kota Bandung, Iskandar Zulkarnain menyebutkan, hasil championship Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) 2023 tingkat kota, Kota Bandung mendapatkan skor 81,26 berada di peringkat 8 se Jawa-Bali tingkat kota.
"Dari 28 Pemda di Jabar, Kota Bandung berada di peringkat 8. Ini naik dari tahun 2022 peringkat 12. Naik 14,45 poin," kata Iskandar.
Di tingkat Jawa Barat, progul Kota Bandung dan Kota Bogor tercatat masuk dalam 10 besar dari 69 kota. Mayoritas penilaiannya sudah baik dan di atas rata-rata nasional.
Menanggapi hal itu, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Achris Sarwani menuturkan, ini menjadi salah satu langkah untuk mendorong percepatan dan perluasan digitalisasi di Kota Bandung. Terutama di tengah londisi perekonomian Jabar yang mengalami pertumbuhan pada quarter 3 sebesar 4,57 persen.
"Dengan mobilitas masyarakat yang tetap tinggi, Jabar dan Kota Bandung akan bisa mencapai pertumbuhan ekonomi yang baik, tecermin dari konsumsi rumah tangga belanja masyarakat," ujar Achris.
Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi di Jabar diperkirakan masih bisa mencapai 4,7-5,5. Ini terlihat dari jumlah wisatawan domestik di Jabar yang sudah cukup besar. "Mudah-mudahan kita bisa di atas 5 persen. Kami berharap hal ini bisa terus dijaga terutama daya beli masyarakat melalui transaksi digital," ujarnya.
Ia memaparkan, untuk menjaga daya beli masyarakat perlu dilakukan transformasi digital. Dalam transformasi digital harus bisa mencakup tiga hal, antara lain iklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan.
"Masyarakat harus bisa mengakses dengan mudah, digunakan untuk hal produktif, dan masyarakat mampu mendapatkan manfaatnya secara kontinu," katanya.