REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bersama Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) siap melakukan percepatan tanam dan peningkatan produktivitas melalui varietas unggul IPB yang akan ditanam di lahan seluas 500 hektare di Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Menurut Amran, IPB dan Alumninya memiliki kemampuan SDM dan pengembangan benih unggul dengan salah satu hasil panen tertinggi di Indonesia. Karena itu, dia ingin, pembukaan lahan tersebut mampu menghasilkan produktivitas di atas 10 ton per hektare.
“Saya hari ini kedatangan tamu terhormat, ketua Alumni IPB, Beliau sahabat saya kemudian membawa ahli dari IPB, kita kolaborasi, kita akan membangun bukan lagi percontohan tapi membangun lahan padi seluas 500 hektare, kami siapkan fasilitasnya, alat mesin pertanian, Beliau nanti melakukan pendampingan dan produksinya kami dijanji, nah ini perlu dicatat 12 ton per hektare,” ujar Mentan usai menerima kunjungan Jajaran Alumni IPB, Selasa (21/11/ 2023).
Mentan mengatakan apabila pengembangan ini berjalan konsisten maka dalan waktu 10 tahun Indonesa akan berubah menjadi negara paling kuat di bidang pertahanan dan pasokan pangan. Karena itu dia meminta agar kolaborasi ini mendapat pengawalan dari seluruh jajaran Kementerian Pertanian.
"Kalau ini jadi kenyataan aku percaya dalam waktu 10 tahun kira akan menjadi negara paling kuat di dunia. Kami janji akan turun dan mengawal produksinya hingga mencapai 12 ton per hektar," katanya.
Secara teknis, kata Mentan, kolaborasi ini juga akan melibatkan berbagai pihak termasuk para mahasiswa yang memiliki kepekaan terhadap jalanya pembangunan pertanian Indonesia. Lebih jauh, mereka akan terlibat dalam pengelolaan benih hingga pascapanen.
"Jadi nanti para mahasiswa bisa mengerjakan serangkaian proses dari proses produksi dan pascapanen padi dari perencanaan. Kita akan bagi mereka mulai dari kelompok memang, praktik kuliah sampai para dosen," katanya.
Sementara itu, Ketua Alumni IPB, Walneg S Jas mengatakan bahwa pihaknya akan mempersiapkan benih yang dibutuhkan. Dia berharap dengan kolaborasi ini, Indonesia bisa mempercepat swasembada sehingga ke depan tidak bergantung lagi pada kebijakan impor.
"Biasanya 1 hektare itu butuh sekitar 25 kilo kan, ya? Nah, 25 kilo 1 hektare dikali saja untuk 500 hektare. Kita bersyukur karena pembiayaannya dari Kementan. Jadi kami menyampaikan terima kasih karena ini adalah solusi untuk peningkatan kapasitas produksi. Negara kita ini butuh produksi yang lebih tinggi, utamanya misalnya padi," jelasnya.