Rabu 22 Nov 2023 05:50 WIB

Pustekhan ITB Gandeng Defend ID Bahas Kemandirian Industri Pertahanan 

Indonesia masih membutuhkan inovasi yang lebih baik untuk perkembangan industri perta

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Seminar Industri Pertahanan Nasional digelar Pustekhan ITB, Selasa (21/11/20223).
Foto: dok. Republika
Seminar Industri Pertahanan Nasional digelar Pustekhan ITB, Selasa (21/11/20223).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pusat Teknologi Pertahanan dan Keamanan (Pustekhan) ITB, bekerja sama dengan Defend ID, PT SDI, dan Gamma Metrics mengadakan Seminar Industri Pertahanan Nasional. Seminar mengambil tema “Membangun Kemandirian Industri Pertahanan Nasional melalui Optimalisasi Kegiatan Inovasi, Riset, Peningkatan TKDN, dan Pengembangan Berbasis Intangible Assets”. 

Seminar ini digelar di Aula Barat ITB. Pembicara dari seminar ini merupakan pihak dari PT Len Industri & DEFEND ID dan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, serta dimoderatori oleh Dosen SBM ITB. 

Menurut Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB Prof Ir I Gede Wenten MSc, tantangan kita dalam inovasi riset dan teknologi adalah bagaimana cara menjadikan suatu riset yang kompetitif dan kuat. Hal tersebut, harus didukung dari kebudayaan ilmiah yang optimal. 

Sementara itu, narasumber pertama dari PT Len Indonesia & DEFEND ID, Tazar Marta Kurniawan, Indonesia masih membutuhkan inovasi yang lebih baik untuk perkembangan industri pertahanan.

Menurut Tazar, DEFEND ID mempunyai peranan cukup penting dalam peningkatan kualitas Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Karena, DEFEND ID membuat produk unggulan yang berhubungan dengan Alat Utama Sistem Senjata. Sekitar 40 persen produk DEFEND ID merupakan produk unggulan untuk sistem pertahanan di Indonesia.

“Aspek yang terdapat pada Tingkat Komponen Dalam Negeri tentunya berhubungan secara langsung dari proses produksi yang berdasarkan terhadap industri pertahanan," katanya, Selasa (21/11/2023).

Oleh sebab itu, kata dia, SBM ITB mempunyai peranan yang cukup penting dalam perkembangan sistem pertahanan di Indonesia dalam motivasi industri pertahanan.

"Supaya terbentuk dengan cara yang unik dengan proses manajemen dan koordinasi sesuai dengan kebutuhan yang ada," katanya.

Narasumber kedua dari Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, Marsekal Pratama Dedy Laksmono mengatakan bahwa Kementerian Pertahanan mempunyai peranan yang cukup penting dalam mendorong industri pertahanan secara nasional dengan basis inovasi dan teknologi.

Sedangkan menurut Pusat Teknologi Pertahanan dan Keamanan ITB, yaitu Ary Setijadi Prihatmanto, ITB perlu menciptakan adanya inovasi teknologi unggul dalam industri pertahanan di Indonesia. Hal tersebut akan berefek dalam strategi jangka panjang.

Seminar ini digelar, untuk menjelaskan tentang kondisi pada Tingkat Komponen Dalam Negeri di Indonesia, yang di mana hal tersebut mencakup kondisi dan tren industri pertahanan nasional di Indonesia, kebijakan pemerintah dalam rangka penguatan industri pertahanan dan tantangan dan peluang industri pertahanan nasional di Indonesia. 

Seminar ini diikuti oleh cukup banyak peserta seminar, baik dari mahasiswa ITB, dosen ITB, hingga non-civitas ITB.

Kegiatan seminar ini pun turut diramaikan oleh BETA UAS, Robo Marine Indonesia, Gamma Metrics, dan Sopra Daya Insani (SDI) selaku mitra industri ekosistem PUSTEKHAN ITB.

Kegiatan seminar ini dilaksanakan untuk mendiskusikan arah pengembangan industri pertahanan nasional serta bagaimana mencapai kemandirian industri pertahanan dalam negeri. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement