Kamis 23 Nov 2023 06:17 WIB

Walkot Depok Jelaskan Soal Heboh Makanan Anak Stunting Rp 18 Ribu

Nominal ini merupakan ketentuan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Agus Yulianto
Wali Kota Depok, Mohammad Idris.
Foto: Republika/Alkhaledi Kurnialam
Wali Kota Depok, Mohammad Idris.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Wali Kota Depok Mohammad Idris menjelaskan soal harga menu program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Lokal senilai Rp 18 ribu yang sedang berjalan. Dia menyebut, nominal ini merupakan ketentuan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.

“Kita serahkan ke penyedia, nominal ini ketentuan dari kementerian, jadi satu kali makan kudapan atau lengkap itu Rp 18 ribuan. Ada PPH sekian persen, ongkos untuk antar (Ocan Bananas) setiap antar Rp 2 ribu, itu ada wadah plastik standar,” kata Mohammad Idris, Rabu (22/11/2023).

“Misal kudapan itu lebih murah tanpa mengurangi spek yang arahan kementerian, nah ini disubsidi silang, untuk makanan lengkap yang satu hari ini ada tambahannya. Nggak seperti kudapan, sebab harus ada sayur makanan bernutrisi hewani tadi,” kata Idris menambahkan.

Menurut Idris, menu dari penyedia diawasi Puskesmas. “Jadi pintar-pintar si penyedia, tetapi enggak ngakalin (enggak kurangi spek), ini diawasi puskesmas,” katanya.

Dirinya pun mengakui awal mula viralnya menu pelaksanaan PMT lokal disebabkan oleh kesalahpahaman atau miskomunikasi di satu kecamatan. Yaitu PMT di Kecamatan Tapos yang memberikan menu makanan tidak sesuai jadwal dan arahan Dinkes.

"Kecamatan Tapos membuat makannya lengkap, yang lainnya kudapan, makanya onde-onde tiga biji sudah memenuhi persyaratan, bahkan kita orang dewasa makan itu kenyang,” ujar Idris.

Dia juga mengeklaim, setelah pelaksanaan PMT lokal selama sepekan, status kesehatan balita yang menjadi sasaran program tersebut perlahan membaik. Banyak anak yang naik berat badannya.

“Itu terbukti dampak dari pemberian makanan, seminggu program berjalan, anak-anak yang kita timbang enggak ada yang stuck (mandek), semuanya naik,” katanya. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement