Senin 27 Nov 2023 12:33 WIB

Bukit Asam Genjot Produksi dan Penjualan Batu Bara

Total produksi batu bara PTBA tumbuh 15 persen hingga September 2023.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintasi Sungai Musi yang tertutup kabut asap di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (1/9/2023). Berdasarkan pantauan satelit Himawari SM 9 terdeteksi sebaran asap di wilayah Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan yang merupakan dampak dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di daerah tersebut.
Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintasi Sungai Musi yang tertutup kabut asap di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (1/9/2023). Berdasarkan pantauan satelit Himawari SM 9 terdeteksi sebaran asap di wilayah Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan yang merupakan dampak dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di daerah tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bukit Asam Tbk (PTBA), anggota holding BUMN Pertambangan MIND ID, menyatakan bakal terus berupaya untuk meningkatkan produksi dan penjualan batu bara baik domestik maupun luar negeri. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PTBA Farida Thamrin menyampaikan, total produksi batu bara PTBA dalam sembilan bulan pertama 2023 mencapai 31,9 juta ton atau tumbuh 15 persen dibandingkan periode sama 2022 sebesar 27,7 juta ton. 

Adapun, kenaikan produksi ini seiring dengan peningkatan volume penjualan batu bara sebesar 15 persen menjadi 27,0 juta ton. Di sisi lain, perusahaan terus meningkatkan porsi ekspor secara terukur tanpa mengabaikan kebutuhan dalam negeri. 

Baca Juga

Hingga kuartal III 2023, perseroan mencatat penjualan ekspor sebesar 11,2 juta ton atau naik 24 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara realisasi domestic market obligation (DMO) tercatat sebesar 51 persen.

"PTBA terus mengoptimalkan pencapaian kinerja operasional dan melakukan efisiensi pada seluruh proses bisnis perusahaan, sejalan dengan target hingga akhir tahun 2023," kata Farida dalam Publix Expose Live 2023, Senin (27/11/2023). 

Adapun hingga kuartal III 2023, pendapatan PTBA mencapai sebesar Rp 27,7 triliun dan membukukan laba bersih sebesar Rp 3,8 triliun. Sementara, total aset perusahaan per 30 September 2023 sebesar Rp 36,0 triliun.

Farida menyampaikan, proyek-proyek strategis terus berjalan untuk mendukung kinerja perusahaan. 

Efektif mulai 7 Oktober 2023, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang Sumsel-8 berkapasitas 2x660 Megwatt (MW) telah mencapai status Commercial Operation Date (COD) atau beroperasi secara komersial.

Pembangkit tersebut menerapkan teknologi supercritical steam generator yang efisien dan ramah lingkungan, juga teknologi flue gas desulfurization (FGD) untuk menekan emisi gas buang. 

“Teknologi FGD ini dapat mengurangi sulfur dioksida dari emisi gas buang pembangkit listrik berbahan bakar batu bara,” ujarnya. 

Selain itu, PTBA dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI menyepakati kerangka kerja sama pengembangan angkutan batu bara relasi Tanjung Enim Baru–Keramasan pada 12 Oktober 2023 lalu. Kerja sama itu untuk mendukung target perusahaan dalam meningkatkan kapasitas angkutan batu bara jalur kereta api menjadi 52 juta ton per tahun pada 2024. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement