REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Situs berita Israel, Ynet, mengungkapkan bahwa tentara Israel kewalahan menghadapi serangan pejuang Hamas ketika melakukan serbuan darat di Gaza. Hal ini menyebabkan pemecatan seorang komandan kompi dan wakilnya di tentara pendudukan.
Tentara Israel mengatakan, ketika mereka melakukan penyergapan darat di Gaza, mereka seperti dikepung oleh tembakan 'neraka' dari berbagai arah. Ynet menambahkan bahwa pertempuran yang terjadi pada awal serangan darat mengejutkan tentara pendudukan Israel.
“Kami menerima tembakan neraka dari segala arah," ujar tentara Israel.
Tentara Israel telah bersiap untuk konfrontasi dan mengantisipasi sejumlah kecil pejuang Palestina. Tetapi tentara Israel justru menghadapi “tembakan neraka” dari senapan mesin, senjata ringan, dan peluru RPG yang diluncurkan oleh puluhan pejuang Hamas dari berbagai arah.
"Situasi dengan cepat berubah menjadi pertempuran penyelamatan, karena cedera yang diderita oleh kelompok yang disergap oleh perlawanan (Palestina)," ujar pernyataan tentara Israel.
Tentara Israel mengakui, persiapan untuk pertempuran darat tidak dilakukan dengan benar. Mereka menekankan, jika komandan kompi tidak mengambil keputusan untuk mundur, maka akan berakhir dengan jatuhnya korban jiwa di pihak Israel.
Tentara Israel membantah tuduhan bahwa perlindungan udara yang diberikan tidak mencukupi selama pertempuran. Mereka mengaitkan hilangnya kendali dalam pertempuran tersebut dengan kinerja yang tidak memadai.
Pada awal November, mantan menteri pertahanan Israel, Benny Gantz mengatakan, tewasnya tentara brigade elit Givati ketika berkonfrontasi dengan pejuang Palestina, sangat menyakitkan. “Kami sedang melalui masa-masa sulit, dan kami akan menyaksikan lebih banyak lagi masa-masa sulit, dan tujuan kami adalah mengubah realitas di Gaza sejak awal,” ujar Gantz.
Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Darat Israel, Jenderal Herzi Halevi mengatakan, pasukannya telah memasuki tahap penting berikutnya, karena tentara saat ini terlibat dalam operasi darat di Jalur Gaza utara. Dia menambahkan, tentara berada di tengah-tengah serangan dari perang yang berkecamuk di Gaza.
Sekitar 260 tentara Israel yang terluka telah dievakuasi dari Jalur Gaza dalam sekitar 150 operasi penyelamatan udara dan darat, tentara Israel mengumumkan pada hari Jumat, laporan Anadolu Agency.
“Sejak awal perang, Unit 669, bersama dengan unit lainnya, telah beroperasi di Gaza di bawah serangan terus-menerus, menyelamatkan dan merawat tentara Pasukan Pertahanan Israel,” kata militer dalam sebuah pernyataan, dilaporkan Middle East Monitor.
“Sejauh ini, mereka telah melakukan 150 operasi darat dan penyelamatan, mengevakuasi 260 tentara yang terluka ke rumah sakit (di Israel),” kata pernyataan.