REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung menekankan tiga aspek yang harus diimplementasikan oleh setiap pelaku usaha untuk memajukan ekonomi kreatif di Tanah Air.
"Pertama adalah inovasi," kata Deputi Gubernur BI Juda Agung usai membuka kegiatan Sumbar CreatiFest 2023 di Padang, Jumat (1/12/2023).
Juda menganalogikan inovasi merupakan jantung bagi industri ekonomi kreatif. Sebab, tanpa inovasi maka industri kreatif akan sulit berkembang atau tidak eksis.
Dengan terus berinovasi maka setiap industri kreatif dapat menghasilkan produk dan layanan yang lebih baik sehingga mampu memenuhi berbagai kebutuhan konsumen.
"Oleh karena itu, saya berpesan agar pelaku industri kreatif untuk terus memantau apa saja kebutuhan konsumen," kata Juda.
Menurut dia, dengan teknologi informasi yang didukung beragam platform media sosial, setiap pelaku usaha akan lebih mudah mengetahui apa saja kebutuhan masyarakat (konsumen).
Kedua, Juda menegaskan setiap pelaku usaha harus menguasai digitalisasi. Sebab, saat ini dunia semakin terhubung secara digital. Oleh karena itu, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang melek teknologi akan lebih kompetitif dibandingkan yang tidak cakap digitalisasi.
"Digitalisasi ini akan berkaitan dengan apa saja misalnya pembayaran, pengelolaan keuangan hingga pemasaran produk," ujarnya.
Terakhir, Direktur Eksekutif Internasional Monetary Fund (IMF) di Washington DC, Amerika Serikat periode 2017-2019 itu mengatakan setiap pelaku usaha harus mulai berani pada orientasi ekspor.
Lulusan University of Birmingham itu mengatakan pasar global menawarkan peluang yang sangat besar terhadap UMKM Indonesia untuk berkembang pesat.
"Dengan berorientasi global, maka UMKM dapat mengeksplorasi pasar baru, menjalin kemitraan internasional serta meningkatkan daya saing di kancah global," jelas dia.
Akan tetapi, ia mengingatkan untuk menuju level internasional maka keberlanjutan dan kualitas produksi termasuk skala produksi menjadi faktor utama yang harus diperhatikan.