Sabtu 02 Dec 2023 12:22 WIB

Mulai Tahun Depan Vaksinasi JE Bakal Digelar di Bantul

Rencananya imunisasi JE diperuntukkan bayi usia sembilan.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Vaksinasi anak (ilustrasi)
Foto: www.pixnio.com
Vaksinasi anak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL – Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul tengah menunggu arahan Kementerian Kesehatan RI dalam pelaksanaan imunisasi virus Japanese enchepalitis (JE). Virus penyebab radang otak ini menjangkiti manusia melalui gigitan nyamuk culex.

Kepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Tri Wisyantara mengatakan, rencananya imunisasi JE yang diperuntukkan bayi usia sembilan bulan akan diberlakukan pada sekitar Oktober 2024.

"Jadi memang ada wacana di tahun depan ada vaksinasi JE. Kami menunggu kebijakan dari pusat mungkin masih lama, sekitar Oktober 2024 untuk ketersediaan vaksinnya," ungkap Agus kepada Republika, Kamis (30/11/2023).

Prosedur yang dilakukan yakni identifikasi calon penerima vaksinasi dengan kriterianya yang ditetapkan pemerintah pusat. "Mulai dari awal kebijakan dari pusat kita ikuti dan inventarisasi," imbuhnya.

Agus memaparkan, pertimbangan wilayah Bantul menjadi sasaran imunisasi JE dikarenakan nyamuk culex, yang membawa virus ini, memiliki populasi di beberapa daerah di Bantul.

"Di wilayah Bantul ada beberapa daerah yang menjadi populasi nyamuk culex. Nyamuk itu berkembang di banyak genangan air, tidak seperti aedes aegepty (nyamuk DBD) di genangan air yang bersih, kalau nyamuk ini tidak harus air bersih, di genangan kotor juga banyak," ujarnya.

Dinkes Bantul juga telah memeriksa sebanyak 10 anak dengan usia di bawah 10 tahun yang diduga terjangkit virus JE. Hasilnya anak-anak tersebut negatif virus JE.

Kendati begitu, pihaknya berupaya agar penyakit ini tidak menjangkiti masyarakat Bantul. Salah satu upaya yang dilakukan dengan menggencarkan edukasi mengenai gejala kasus JE dan antisipasinya.

Ini perlu dilakukan agar masyarakat tidak panik apabila ada suspek dan pasien dapat segera terselamatkan. Ia menjelaskan, gejala-gejala terinfeksi virus JE sama seperti gejala penyakit infeksi sistemik pada umumnya.

Seperti tidak enak badan, demam dengan gejala kejang yang lebih dominan. Selain itu, Dinkes juga terus melakukan upaya deteksi dini.

Apabila ada kasus dengan gejala-gejala yang menuju ke arah JE, nantinya akan dilakukan penanganan lebih lanjut. "Jadi jangan sampai nanti, ada orang yang terlanjur terpapar kasus JE menjadi lebih berat," kata Agus.

Pihaknya juga terus menggencarkan imbauan kepada masyarakat mengenai pola hidup bersih dan sehat. Tidak hanya itu, pemberantasan sarang nyamuk juga turut dilakukan agar perkembangbiakan nyamuk culex tidak cukup besar di Bantul.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement