REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, produktivitas masih menjadi tantangan di sektor pertanian. Walaupun menjadi motor perekonomian Indonesia, produktivitas sektor pertanian jauh lebih rendah dibandingkan sektor industri pengolahan.
"Produktivitas sektor pertanian kira-kira hanya seperenam dari produktivitas sektor pengolahan," kata Amalia dalam acara Diseminasi Hasil Sensus Pertanian 2023 Tahap 1 di Jakarta, Senin (4/12/2023).
Ia melanjutkan, yang juga selalu dibahas di berbagai forum peningkatan pekerja informal yang kita lihat mulai meningkat pascapandemi Covid-19 ternyata juga terjadi di sektor pertanian. Karena itu, pekerja yang berstatus di sektor pertanian sejak 2013 sampai saat ini mendominasi total pekerja yang bekerja di sektor pertanian.
Rendahnya produktivitas juga memiliki korelasi dengan penduduk yang bekerja di sektor pertanian dengan status informal dengan persentase mencapai 88,42 persen. Proporsi tersebut meningkat dibandingkan 2013 yang berada pada kisaran 88 persen.
"Rendahnya produktivitas di sektor pertanian salah satunya juga dikontribusikan karena tenaga kerja pertanian atau mayoritas hanya menamatkan pendidikan sekolah dasar atau sekitar 75 persen tenaga kerja pertanian hanya mengalami pendidikan paling tinggi di sekolah dasar," ujarnya.
Tantangan lain di sektor pertanian adalah kemiskinan yang terpusat di sektor pertanian. Sebagian besar rumah tangga miskin, yakni 48,86 persen memiliki sumber penghasilan utama dari sektor pertanian. Sedangkan sisanya berasal dari sektor industri sebanyak 17,96 persen, tidak bekerja 12,07 persen dan 21,11 persen merupakan faktor lainnya.