Selasa 05 Dec 2023 09:35 WIB

Israel Naikkan Tingkat Peringatan Perjalanan di 80 Negara

Peringatan ini diberlakukan karena Israel kembali menyerang Gaza.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
 Pelancong berjalan dengan barang bawaan mereka di Bandara Ben Gurion dekat Tel Aviv, Israel, Ahad, 28 November 2021.
Foto: AP/Ariel Schalit
Pelancong berjalan dengan barang bawaan mereka di Bandara Ben Gurion dekat Tel Aviv, Israel, Ahad, 28 November 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel menaikkan tingkat peringatan perjalanan mencakup sekitar 80 negara di seluruh dunia pada Senin (4/12/2023). Peringatan ini diberlakukan akibat tindakan Israel melakukan serangkaian serangan kembali di Gaza seusai jeda kemanusian berakhir pada 1 Desember 2023.

Dalam sebuah pernyataan Dewan Keamanan Nasional Israel (NSC) mengatakan, langkah tersebut menyusul meningkatnya ancaman dari Iran dan kelompok Hamas. Muncul upaya serangan terhadap orang Yahudi dan Israel di seluruh dunia.

Baca Juga

NSC mendesak warga Israel untuk memikirkan secara hati-hati mengenai kebutuhan untuk melakukan perjalanan ke luar negeri dalam beberapa minggu mendatang dan mengikuti rekomendasi keamanan. Mereka juga meminta para wisatawan dari Israel untuk menghindari manifestasi identitas Yahudi atau Israel saat berada di luar negeri.

Berdasarkan pedoman keamanan baru, negara-negara Arab dan wilayah Kaukasus Utara diberi label sebagai wilayah berisiko tinggi. Peringatan tingkat dua mengenai peningkatan kewaspadaan mencakup negara-negara di Eropa Barat seperti Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, Brasil, Argentina, dan Australia. NSC mengatakan, peringatan tingkat tiga untuk menghindari perjalanan yang tidak penting mencakup negara-negara seperti Afrika Selatan, Eritrea, Uzbekistan, Turkmenistan, Kazakhstan, dan Kyrgyzstan.

Israel melanjutkan serangan militernya di Jalur Gaza. Militer bahkan meminta warga Gaza di kotwa wilayah selatan untuk mengungsi pula, setelah sebelumnya meminta perpindahan warga dari utara ke selatan.

Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan, hampir 1,9 juta orang atau lebih dari 80 persen populasi telah mengungsi di Jalur Gaza sejak 7 Oktober. Pada 2 Desember, hampir 1,2 juta pengungsi internal berlindung di 156 instalasi UNRWA di lima gubernuran Jalur Gaza, termasuk di Utara dan Kota Gaza. Hampir sejuta pengungsi berlindung di 99 fasilitas di wilayah Tengah, Khan Younis dan Rafah.

Menurut laporan Hamas, setidaknya 15.899 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 42 ribu lainnya terluka dalam serangan udara dan darat yang tiada henti di wilayah kantong tersebut sejak 7 Oktober. Kebanyakan korban dari serangan Israel adalah perempuan dan anak-anak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement