Selasa 05 Dec 2023 19:51 WIB

Bantaran Sungai di Bandung Paling Rentan Terdampak Banjir dan Longsor

Pj Walkot Bandung sebut daerah bantaran sungai rentan terdampak banjir dan longsor.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Bilal Ramadhan
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan kolam retensi di kawasan Komplek Margahayu Raya, Bandung. Pj Walkot Bandung sebut daerah bantaran sungai rentan terdampak banjir dan longsor.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan kolam retensi di kawasan Komplek Margahayu Raya, Bandung. Pj Walkot Bandung sebut daerah bantaran sungai rentan terdampak banjir dan longsor.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Hujan dengan intensitas ringan hingga lebat terus mengguyur Kota Bandung. Curah hujan yang semakin tinggi membuat potensi terjadinya banjir hingga longsor semakin tinggi. PJ Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono mengatakan, daerah bantaran sungai menjadi wilayah yang paling rentan terdampak banjir dan longsor.

Oleh karenanya, dia meminta warga untuk lebih waspada dan tidak membuang sampah ke sungai. Pemkot Bandung, sambung Bambang, juga terus merutinkan kegiatan bersih-bersih sungai untuk mengangkat sampah di 27 sungai di Kota Bandung.

Baca Juga

“Longsor ada potensi di mana, ya, utamanya adalah di sekitar bantaran sungai, kan, begitu ya. Itu ada potensi. Karena ada beberapa bantaran sungai itu kan dimanfaatkan menjadi tempat tinggal,” kata Bambang usai meninjau rutilahu di kawasan Sukajadi, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, Selasa (5/12/2023).

“Satu bulan yang lalu, dan sampai sekarang, kita menggerakkan yang namanya mapag hujan yaitu pembersihan sungai dan saluran air dari sedimen. Dari material yang kita angkat dari 26 sungai dan anak sungai, itu hampir 11 ribu ton,” imbuhnya.

Dia juga menegaskan, Pemkot Bandung telah melancarkan sejumlah upaya untuk menanggulangi dan menekan potensi banjir dan longsor, salah satunya adalah pembangunan kolam retensi dan rumah pompa. Dia mengatakan, Kota Bandung memiliki sebanyak 27 titik banjir pada 2021 dan kini berkurang menjadi 7 titik banjir saja.

“Kita pemerintah kota itu sudah melakukan berbagai macam upaya. Dari tahun 2021 yang lalu ada sekitar 27 titik banjir, kini hanya tinggal 7 titik banjir saja yang ketinggiannya lebih dari 30 cm dan waktu surutnya lebih dari 1 jam,” terang Bambang.

“Nah, itu yang sedang kita treatment dengan membangun rumah pompa dan kolam retensi di beberapa titik, salah satunya di Pasir Koja, Cibaduyut dan wilayah timur seperti Gedebage,” sambungnya.

Saat ditanya mengenai status Kota Bandung yang belum terlepas dari kedaruratan sampah, Bambang mengaku optimistis bahwa Kota Bandung dapat mengatasi persoalan sampah sebelum target yang diberikan Pemprov Jabar pada 26 Desember 2023 mendatang.

Dia juga meminta masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan, salah satunya dengan menerapkan pengolahan sampah mandiri. “Kita harus optimis dong, makanya kita sama-sama mengimbau kepada semua, Yuk, mari kita lebih peduli terhadap lingkungan,” pungkasnya.

Sebelumnya, hujan deras yang turun pada Jumat (1/12/2023) memicu genangan air di akses masuk Pasar Gedebage dan jalur lambat Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Jawa Barat. Genangan air juga terlihat di area lampu lalu lintas Gedebage. Adanya genangan air itu sempat mengakibatkan kepadatan arus lalu lintas kendaraan roda empat maupun roda dua.

Saat dikonfirmasi, Kepala Polsek (Kapolsek) Panyileukan Kompol Kurniawan mengatakan, genangan air muncul setelah turun hujan deras sekitar pukul 15.00 WIB. Menurut Kapolsek, yang terjadi hanya genangan air, bukan banjir.

Karena kalau banjir waktu kejadiannya relatif lebih lama. Selain di akses masuk Pasar Gedebage, genangan air tampak di jalur lambat Jalan Soekarno Hatta. “Genangan saja,” kata dia.

“Genangan di jalur lambat. Kalau (jalur) cepat bisa dilalui, cuma padat karena saat jam pulang kerja,” ujar dia.

Petugas kepolisian melakukan pengaturan agar lalu lintas kendaraan tetap berjalan. Menurut Kapolsek, genangan air sudah surut. “Genangan saja, sudah surut,” katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement