Selasa 05 Dec 2023 20:29 WIB

Mengenal Simantap Sejagat, Inovasi Penanganan ODGJ di Bantul

Stigma ODGJ di masyarakat harus ditekan sedemikian rupa.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Kantor Pemkab Bantul, DIY.
Foto: Yusuf Assidiq
Kantor Pemkab Bantul, DIY.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL - Simantap Sejagat, inovasi salah satu perawat Puskesmas Kasihan 2 Kabupaten Bantul berhasil meraih penghargaan Outstanding Achievement of Public Service Innovation 2023 dari Kementerian PANRB.

Penghargaan ini diberikan atas capaian kinerja luar biasa dari Simantap Sejagat yang merupakan akronim Sistem Manajemen Terpadu Kesehatan Jiwa Jaga Masyarakat.

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih menuturkan, pada 2021, inovasi Gelimasjiwo (Gerakan Peduli Masyarakat Kesehatan Jiwa) masuk top 45 inovasi skala nasional. Kemudian oleh jajaran Puskesmas Kasihan 2, inovasi ini ditransformasi menjadi Simantap Sejagat.

"Harapannya tentu agar Bantul memiliki sistem penanganan ODGJ (Orang dengan Gangguan Jiwa) yang lebih tertata, sistematik, sesuai standar prosedur yang telah ditetapkan,” papar Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, Senin (4/12/2023).

Gelimasjiwo, sebelumnya telah direplikasi oleh 14 puskesmas dari 27 puskesmas yang ada di Bantul. Ketika inovasi ini ditingkatkan menjadi Simantap Sejagat, ranah penanganan ODGJ tak hanya menjadi urusan puskesmas, namun naik ke tingkat kabupaten.

Menurut bupati, penanganan ODGJ itu tidak bisa kalau hanya dikerjakan oleh Dinas Kesehatan. Sinergi dari berbagai pihak butuh sekali masuk ke ranah ini. Misal ada ODGJ yang membawa sajam (sajam), tentu puskesmas membutuhkan bantuan linmas atau bahkan polsek hingga koramil.

"Penyembuhan ODGJ sejatinya lebih rumit daripada menyembuhkan fisik. Karena dalam promosi kesehatan yang kami lakukan, tidak hanya menyembuhkan pasien, tapi juga menyembuhkan stigma negatif masyarakat terhadap ODGJ,” imbuh Halim.

Sri Mulyani, penggagas Simantap Sejagat, mengamini bahwa stigma ODGJ di masyarakat harus ditekan sedemikian rupa. Sebab, sikap lingkungan sekitar terhadap ODGJ sangat berpengaruh pada proses pemulihan ODGJ itu sendiri.

Tugas besar kita semua tentu saja selain membuat ODGJ pulih, juga menghapus stigma masyarakat bahwa ODGJ itu tidak bisa apa-apa, tidak berdaya.

"Jangan sampai ODGJ dapat perlakuan buruk terus menerus. Mereka bisa pulih kok. Banyak di tempat kami yang akhirnya ODGJ ini pulih, dapat beraktivitas kembali di tengah masyarakat. Bahkan ada yang menikah dan bekerja,” ujar Siti.

Siti menambahkan, Simantap Sejagat tak hanya melatih para kader untuk dapat mengidentifikasi dan memetakan ODGJ tiap wilayah, tapi hingga proses pasca rehabilitasi. Lewat Simantap Sejagat, ODGJ yang telah melewati proses rehabilitasi akan diberi bekal kemampuan sesuai minat dan bakat agar dapat berbaur di masyarakat.

Selain itu, dengan jargon Pemberdayaan untuk Orang yang tidak Berdaya, Simantap Sejagat terus berupaya agar penanganan ODGJ dapat diakses dengan mudah, dekat, dan murah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement