Rabu 06 Dec 2023 07:13 WIB

Deteksi Dini Kanker Kini Gunakan AI, Seperti Apa?

Terobosan signifikan itu diklaim memiliki akurasi tinggi.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Natalia Endah Hapsari
Dokter memanfaatkan AI atau kecerdasan buatan untuk melakukan deteksi dini kanker. (ilustrasi)
Foto: Dok. Freepik
Dokter memanfaatkan AI atau kecerdasan buatan untuk melakukan deteksi dini kanker. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Institut penelitian Alibaba Group, DAMO Academy, mengumumkan pengembangan metode deteksi dini kanker terutama kanker pankreas yang didukung kecerdasan buatan (AI). Terobosan signifikan yang diklaim memiliki akurasi tinggi itu memungkinkan pendeteksian kanker pankreas skala besar.

Algoritma berbasis deep-learning pada non-contrast CT-scan dapat mendeteksi kerusakan pankreas yang sulit diamati oleh mata manusia. Dengan demikian, inovasi itu memungkinkan peningkatan kualitas visual hasil pemindaian untuk kanker pankreas.

Baca Juga

Berdasarkan jurnal Nature Medicine, model yang dilatih pada lebih dari 3.200 set gambar, mencapai capaian tinggi pada indikator diagnostik. Model ini mencapai tingkat ketepatan 99,9 persen, dengan hanya satu hasil positif-palsu dalam setiap 1.000 tes.

Angka sensitivitas 92,9 persen dari deteksi itu mengungguli hasil dari tenaga radiolog sebesar 34,1 persen dalam sensitivitas dan 6,3 persen dalam ketepatan. Peneliti dari DAMO Academy bekerja sama dengan lebih dari 10 institusi medis terkemuka dunia.

Mereka memeriksa lebih dari 20.000 pasien dan mendeteksi 31 kasus perubahan patologis yang sebelumnya terlewat oleh diagnosis dokter. Model tersebut telah digunakan lebih dari 500.000 kali di rumah sakit dan rangkaian pemeriksaan medis di Cina.

Dikutip dari rilis pers Alibaba, Head of Damo Academy dari Alibaba, Le Lu, mengatakan deteksi dini kanker pankreas sulit diwujudkan dalam pendeteksian konvensional. Hal itu mengakibatkan terlambatnya deteksi dan prognosis buruk.

"Teknologi AI plus non-contrast CT bertujuan untuk menjadi sebuah perangkat  yang efektif dan hemat biaya untuk mencapai deteksi kanker pankreas di tahap awal, dan membuat pendeteksian kanker pankreas skala besar mungkin dilakukan untuk mencegah kehilangan nyawa," kata Le Lu seperti dikutip Rabu (6/12/2023).

Tingkat kelangsungan hidup pengidap kanker pankreas lebih rendah jika dibandingkan pasien dengan kanker lain. Kanker pankreas merupakan penyebab kematian ketujuh terkait kanker di seluruh dunia. Tingkat kelangsungan hidup lima tahun rata-rata sekitar lima hingga 10 persen.

Sebagian disebabkan karena seringnya penyakit tersebut ditemukan pada tahap lanjut ketika pengobatan sulit untuk dilakukan. Dikombinasikan dengan non-contrast CT imaging, teknologi pendeteksian dini dapat membantu mendiagnosis kanker pankreas.

Hal Ini juga dapat diterapkan dalam upaya pendeteksian skala besar, misalnya, dengan menjadikan non-contrast CT sebagai pilihan dalam pemeriksaan medis rutin atau selama kunjungan ke departemen gawat darurat. Metode pemeriksaan itu juga bisa diintegrasikan sebagai metode spesifik dalam upaya pendeteksian skala besar.

"Pendeteksian berbasis AI adalah pendekatan yang sangat menjanjikan dengan potensi untuk dampak klinis dalam waktu dekat," kata Jörg Kleeff & Ulrich Ronellenfitsch dari Universitas Martin-Luther Halle-Wittenberg, Pusat Medis Universitas Halle (Saale) di Jerman. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement