Rabu 06 Dec 2023 05:29 WIB

Ini Perbedaan Aksi Boikot di Indonesia dengan Negara Lain

Makin banyak negara pakai produk perusahaan multinasional, maka efek boikotnya besar.

Rep: Iit Septyaningsih / Red: Agus Yulianto
Boikot produk Israel dan pro-Israel
Foto: DBS
Boikot produk Israel dan pro-Israel

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi boikot produk pro Israel masih terus dilakukan oleh masyarakat di sejumlah negera. Hanya saja, pemboikotan yang dilakukan di setiap negara memiliki dampak berbeda.

Di Indonesia misalnya, jika pemboikotan dilakukan terus-menerus, terancam ada pengurangan karyawan atau PHK. Sementara di negara lain seperti Yordania, tidak ada potensi tersebut. Bahkan, beberapa karyawannya justru memilih mengundurkan diri dari perusahaan yang dinilai mendukung Israel.

Menanggapi perbedaan itu, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal menilai, setiap negara mempunyai karakteristik berbeda. Kemudian, semakin banyak suatu negara memakai produk atau merek global dari perusahaan multinasional, maka efek boikotnya semakin besar.

"Apalagi kalau kemudian boikotnya massal. Kenapa dampaknya (boikot) di suatu negara bisa lebih sedikit, itu jika jumlah orang yang bekerja pada perusahaan multinasional tersebut bisa jadi lebih sedikit," jelasnya kepada Republika, Selasa (5/12/2023).