Rabu 06 Dec 2023 19:54 WIB

Ukraina Bersiap Menghadapi Perang Jangka Panjang

Pasukan Rusia kembali melakukan serangan di bagian timur.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
 Pencari ranjau Ukraina mempersiapkan lokasi untuk peledakan terkendali ranjau anti-tank dan bahan peledak lainnya yang ditemukan di dekat kota Bucha, pada jarak militer di luar Kyiv (Kiev), Ukraina, Kamis (13/4/2023), di tengah invasi Rusia. Pasukan Rusia memasuki wilayah Ukraina pada 24 Februari 2022, memulai konflik yang memicu kehancuran dan krisis kemanusiaan. Bucha serta kota dan desa lain di bagian utara wilayah Kyiv menjadi medan perang ketika pasukan Rusia mencoba mencapai ibu kota Ukraina, Kyiv, pada Februari dan Maret 2022.
Foto: EPA-EFE/SERGEY DOLZHENKO
Pencari ranjau Ukraina mempersiapkan lokasi untuk peledakan terkendali ranjau anti-tank dan bahan peledak lainnya yang ditemukan di dekat kota Bucha, pada jarak militer di luar Kyiv (Kiev), Ukraina, Kamis (13/4/2023), di tengah invasi Rusia. Pasukan Rusia memasuki wilayah Ukraina pada 24 Februari 2022, memulai konflik yang memicu kehancuran dan krisis kemanusiaan. Bucha serta kota dan desa lain di bagian utara wilayah Kyiv menjadi medan perang ketika pasukan Rusia mencoba mencapai ibu kota Ukraina, Kyiv, pada Februari dan Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Warga Kota Kherson yang kini menetap di Kiev, Oleksii Tilnenko berharap tahun ini Ukraina dapat mengusir pasukan Rusia keluar dari wilayah yang mereka duduki. Saat 2023 akan segera berakhir, kampung halamannya di Kherson masih dihujani rudal dan hampir tidak ada perubahan di garis depan.

Tilnenko yang kini membantu pengungsi dalam negeri (IDP) di Keiv yakin Rusia sedang membangun kembali angkatan bersenjata yang lebih besar untuk meningkatkan kekuatan perangnya.

Baca Juga

"Harapannya, entah bagaimana Barat dapat melakukan mobilisasi, entah bagaimana menghidupkan industri pertahanannya untuk memperbarui peralatan dan memproduksi apa yang dibutuhkan untuk membela warga negara biasa," kata pria berusia 36 tahun itu, Rabu (6/12/2023).

Konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II sudah berkecamuk selama lebih dari 21 bulan. Belum ada tanda-tanda pertempuran segera berakhir dan tidak ada pihak yang mendaratkan serangan yang berarti di medan perang.

Tentara Ukraina, yang tinggal di parit-parit yang membeku, mengakui mereka kelelahan menghadapi musim dingin kedua perang berskala besar dengan negara adidaya yang kaya akan sumber daya dan bersenjata nuklir. Populasi Rusia juga tiga kali lipat dibandingkan Ukraina.

Ukraina tahu untuk dapat melanjutkan perang...

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement