In Picture: Harga Bahan Baku Naik, Pelaku Usaha Pembuatan Kerupuk Kian Terimpit
Harga tepung tapioka naik melebihi Rp 700 ribu per 50 kilogram.
Rep: Wihdan Hidayat/ Red: Edwin Dwi Putranto
Pekerja membuat kerupuk ukuran kecil di pabrik Kerupuk DK, Gamping, Sleman, Yogyakarta, Kamis (7/12/2023). Menurut pemilik tahun ini situasinya cukup sulit bagi usaha kerupuk miliknya. Pasalnya kenaikan harga bahan baku kerupuk yakni tepung tapioka yang melebihi Rp 700 ribu per 50 kilogram sangat memberatkan. Sementara itu, produsen kerupuk tidak bisa serta merta menaikkan harga ke konsumen. Sehingga, produsen bertahan tetap membuat kerupuk dengan margin keuntungan yang tipis. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)
Pekerja membuat kerupuk ukuran kecil di pabrik Kerupuk DK, Gamping, Sleman, Yogyakarta, Kamis (7/12/2023). Menurut pemilik tahun ini situasinya cukup sulit bagi usaha kerupuk miliknya. Pasalnya kenaikan harga bahan baku kerupuk yakni tepung tapioka yang melebihi Rp 700 ribu per 50 kilogram sangat memberatkan. Sementara itu, produsen kerupuk tidak bisa serta merta menaikkan harga ke konsumen. Sehingga, produsen bertahan tetap membuat kerupuk dengan margin keuntungan yang tipis. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)
Pekerja membuat kerupuk ukuran kecil di pabrik Kerupuk DK, Gamping, Sleman, Yogyakarta, Kamis (7/12/2023). Menurut pemilik tahun ini situasinya cukup sulit bagi usaha kerupuk miliknya. Pasalnya kenaikan harga bahan baku kerupuk yakni tepung tapioka yang melebihi Rp 700 ribu per 50 kilogram sangat memberatkan. Sementara itu, produsen kerupuk tidak bisa serta merta menaikkan harga ke konsumen. Sehingga, produsen bertahan tetap membuat kerupuk dengan margin keuntungan yang tipis. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)
Pekerja membuat kerupuk ukuran kecil di pabrik Kerupuk DK, Gamping, Sleman, Yogyakarta, Kamis (7/12/2023). Menurut pemilik tahun ini situasinya cukup sulit bagi usaha kerupuk miliknya. Pasalnya kenaikan harga bahan baku kerupuk yakni tepung tapioka yang melebihi Rp 700 ribu per 50 kilogram sangat memberatkan. Sementara itu, produsen kerupuk tidak bisa serta merta menaikkan harga ke konsumen. Sehingga, produsen bertahan tetap membuat kerupuk dengan margin keuntungan yang tipis. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)
Pekerja membuat kerupuk ukuran kecil di pabrik Kerupuk DK, Gamping, Sleman, Yogyakarta, Kamis (7/12/2023). Menurut pemilik tahun ini situasinya cukup sulit bagi usaha kerupuk miliknya. Pasalnya kenaikan harga bahan baku kerupuk yakni tepung tapioka yang melebihi Rp 700 ribu per 50 kilogram sangat memberatkan. Sementara itu, produsen kerupuk tidak bisa serta merta menaikkan harga ke konsumen. Sehingga, produsen bertahan tetap membuat kerupuk dengan margin keuntungan yang tipis. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)
Pekerja membuat kerupuk ukuran kecil di pabrik Kerupuk DK, Gamping, Sleman, Yogyakarta, Kamis (7/12/2023). Menurut pemilik tahun ini situasinya cukup sulit bagi usaha kerupuk miliknya. Pasalnya kenaikan harga bahan baku kerupuk yakni tepung tapioka yang melebihi Rp 700 ribu per 50 kilogram sangat memberatkan. Sementara itu, produsen kerupuk tidak bisa serta merta menaikkan harga ke konsumen. Sehingga, produsen bertahan tetap membuat kerupuk dengan margin keuntungan yang tipis. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)
Pekerja membuat kerupuk ukuran kecil di pabrik Kerupuk DK, Gamping, Sleman, Yogyakarta, Kamis (7/12/2023). Menurut pemilik tahun ini situasinya cukup sulit bagi usaha kerupuk miliknya. Pasalnya kenaikan harga bahan baku kerupuk yakni tepung tapioka yang melebihi Rp 700 ribu per 50 kilogram sangat memberatkan. Sementara itu, produsen kerupuk tidak bisa serta merta menaikkan harga ke konsumen. Sehingga, produsen bertahan tetap membuat kerupuk dengan margin keuntungan yang tipis. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pekerja membuat kerupuk ukuran kecil di pabrik kerupuk DK, Gamping, Sleman, Yogyakarta, Kamis (7/12/2023). Menurut pemilik, tahun ini situasinya cukup sulit bagi usaha kerupuk miliknya. Pasalnya kenaikan harga bahan baku kerupuk, yakni tepung tapioka yang melebihi Rp 700 ribu per 50 kilogram sangat memberatkan. Sementara itu, produsen kerupuk tidak bisa serta merta menaikkan harga ke konsumen. Sehingga, produsen bertahan tetap membuat kerupuk dengan margin keuntungan yang tipis.
sumber : Republika
Advertisement