Kamis 07 Dec 2023 21:28 WIB

Momen Pendukung Ganjar Gugat Pendapat Anies Baswedan Berujung Salaman

Pendukung Ganjar itu mempertanyakan sikap Anies soal IKN yang dinilai cari aman.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Teguh Firmansyah
Capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan
Foto: Republika/Eva Rianti
Capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada momen seru saat cawapres nomor urut satu, Anies Baswedan, melakukan kampanye di Lampung. Tepatnya saat Anies kedatangan pendukung capres nomor urut tiga, Ganjar Pranowo, yang bertanya di Desak Anies.

Pria berkaus hitam dengan gambar Ganjar itu lalu menanyakan pandangan Anies soal Ibu Kota Nusantara (IKN). Pria yang disapa Yai Mon (yai sapaan seperti mas atau bang) tidak puas jika jawabannya abu-abu.

Baca Juga

Apalagi, ia menekankan, di Lampung ada contoh konkret Kota Baru yang berjarak 15 menit dari lokasi acara dan mangkrak. Buktinya, proyeknya mangkrak dan masalah dasarnya tidak kunjung selesai sampai hari ini.

"Jadi, menurut saya, bapak ini hanya cari aman saja, mengatakan IKN akan dilanjutkan, tapi nanti. Kalau menurut saya, tegas saja, Pak, mau lanjut, lanjut, enggak, enggak," kata Mon dalam acara Desak Anies, Kamis (7/12).

Mon mengaku tidak puas pula jika jawabannya akan meneruskan hanya karena IKN sudah ada dalam Undang-Undang (UU) IKN Nusantara. Sebab, ia merasa, kapan akan dilanjutkan tidak akan jelas jika Anies terpilih jadi RI 1.

"Tapi, kapan masalahnya? Kita nanti pasti ada masalah lagi, ada masalah lagi. Masalah dasar di Indonesia pasti selalu ada," ujar Mon.

Sempat ada sorak-sorak kecil dari penonton karena Mon melewati batas waktu bertanya satu menit. Namun, Anies tampak meredam dengan meminta mereka menghormati demokrasi, termasuk jika pilihan capres Mon berbeda.

"Menurut saya, Yai Mon ini contoh seorang yang demokratis karena dia mau datang acara bertemu pasangan yang bukan dia dukung dan kita semua harus demokratis juga, menghormati, inilah indahnya Indonesia, jangan dirusak," kata Anies.

Terkait pertanyaan Mon, Anies mengingatkan, IKN dibangun untuk aparatur negara, dari mulai presiden sampai pejabat-pejabat pusat. Anies mencontohkan, 51 persen sekolah di Lampung berstatus rusak berat. Ketika pemerintah memiliki uang, ia merasa tidak tepat jika uang itu tidak digunakan untuk memperbaiki sekolah, tapi malah membangun kantor baru untuk dinas pendidikan. Jadi, bukan soal masalah dasar yang selesai.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement