REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Pergerakan tanah di Desa Cikaracak, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, terus terjadi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majalengka pun menggandeng sejumlah OPD untuk menangani bencana tersebut.
Ada 35 rumah milik warga setempat yang terancam longsor akibat pergerakan tanah tersebut. Puluhan rumah itu dihuni oleh 43 kepala keluarga (KK) atau 127 jiwa. Tak hanya rumah, sebuah masjid dan tiang listrik pun terancam terbawa longsoran.
‘’Kondisi tanah (di Desa Cikaracak) terus bergerak,’’ ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Majalengka, Iskandar Hadi, Selasa (12/12/2023).
Bahkan, daerah itu juga berpotensi longsor jika diguyur hujan deras selama lebih dari satu jam. Pasalnya, struktur tanahnya cenderung berbukit dan kondisinya pun labil.
Kondisi itu dinilai mengkhawatirkan karena intensitas hujan di Kabupaten Majalengka diprakirakan akan semakin meningkat saat memasuki Januari.
‘’Kami mengimbau warga agar lebih waspada, terutama jika hujan deras turun dengan durasi yang lama, karena bisa memicu pergerakan tanah,’’ terang Iskandar.
Iskandar pun mengimbau warga untuk mengungsi terlebih dahulu ke rumah kerabat mereka jika hujan deras dan berdurasi lebih dari satu jam.
Iskandar mengatakan, pergerakan tanah di Desa Cikaracak membutuhkan penanganan lintas sektoral. Pasalnya, dampak yang timbul akibat bencana itu tidak hanya mengancam rumah warga, namun juga sejumlah fasilitas umum seperti tiang listrik dan jalan.
Untuk itu, BPBD Majalengka telah melaksanakan rapat koordinasi di Kantor Kecamatan Argapura. Hal itu untuk membahas penanganan pergerakan tanah di Desa Cikaracak.
Terpisah, Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka, Rezza Permana, menjelaskan, pergerakan tanah di Desa Cikaracak sebenarnya sudah terjadi pada 29 Maret 2023 lalu. Namun, pergerakan tanah sempat berhenti selama musim kemarau.
Pergerakan tanah di desa itu kembali aktif pada Senin (4/12/2023) setelah hujan deras mengguyur selama lima jam.
Rezza menyatakan, pihaknya terus memantau perkembangan pergerakan tanah di Desa Cikaracak. BPBD Majalengka juga melakukan pemasangan alat manual untuk menghitung pergeseran tanah serta menempatkan personil di lokasi kejadian.
‘’Kami mengimbau masyarakat untuk berhati-hati ketika hujan turun,’’ cetus Rezza.