REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Dinas Pariwisata mengingatkan pelaku pariwisata untuk tidak memanfaatkan momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024 untuk aji mumpung dengan 'nuthuk' harga, di mana menaikkan harga secara tidak wajar.
Pasalnya, 'nuthuk' harga ini sering kali terjadi saat momen-momen hari besar, termasuk saat Nataru di Kota Yogyakarta. Seperti pelaku usaha kuliner yang menaikkan harga lebih tinggi dibandingkan saat di luar hari-hari besar.
"Jangan sampai nanti dengan kunjungan wisatawan yang melonjak para pelaku wisata melakukan aji mumpung dengan 'nuthuk' harga," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogya, Wahyu Hendratmoko.
Wahyu menegaskan, praktik 'nuthuk' harga ini dapat merusak citra Kota Yogyakarta sebagai Kota Pariwisata. Selain itu, katanya, wisatawan juga menjadi enggan untuk datang kembali ke Kota Gudeg ini.
"Maka kami harapkan pelaku wisata untuk tetap menetapkan tarif sesuai dengan sewajarnya saja," ungkap Wahyu.
Selama Nataru juga diperkirakan akan terjadi lonjakan wisatawan yang cukup signifikan di Kota Yogyakarta. Diperkirakan, pergerakan terbesar wisatawan terbesar akan terjadi mulai 23 Desember 2023 hingga 1 Januari 2024.
"Target kami untuk Kota Yogya sebesar 1,8 juta di tahun ini. Akhir November (2023) kemarin dari hasil statistik sudah berhasil mendatangkan wisatawan sekitar empat jutaan," jelasnya.
Sementara itu, kunjungan terbanyak diperkirakan di kawasan Tugu, Malioboro, dan Keraton (Gumaton). Dikatakan Wahyu, kawasan Gumaton ini masih menjadi destinasi utama yang akan dikunjungi wisatawan.