Selasa 26 Dec 2023 07:24 WIB

Erupsi Semeru, Getaran Banjir Lahar Dingin Terjadi 1,5 Jam

Status Gunung Semeru masih pada level III atau siaga.

Red: Yusuf Assidiq
Gunung Semeru memuntahkan material vulkanik.
Foto: EPA-EFE/SUSANTO
Gunung Semeru memuntahkan material vulkanik.

REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Getaran banjir lahar dingin Gunung Semeru terjadi selama 5.400 detik atau 1,5 jam akibat hujan deras yang mengguyur kawasan puncak gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Senin (25/12/2023).

Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Ghufron Alwi menyebutkan pengamatan kegempaan aktivitas Semeru pada 25 Desember 2023 periode pukul 12.00-18.00 WIB menunjukkan adanya gempa getaran banjir.

"Telah terjadi satu kali gempa getaran Banjir dengan amplitudo 15 mm, dan lama gempa 5.400 detik," katanya. Selain itu, dalam pengamatan kegempaan juga terjadi 15 kali gempa erupsi dengan amplitudo 11-22 mm dan lama gempa 68-145 detik.

Kemudian satu kali gempa guguran dengan amplitudo enam mm dan lama gempa 68 detik. Aktivitas gunung tertinggi di Pulau Jawa itu juga menunjukkan adanya gempa hembusan sebanyak dua kali dengan amplitudo 8 mm dan lama gempa 47-53 detik.

Juga dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 10-28 mm, S-P 18-26 detik dan lama gempa 49-97 detik. "Untuk pengamatan visual gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah utara dan timur laut," ujar dia.

Sementara Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang, Wawan Hadi Siswoyo mengatakan, pihaknya bersama relawan selalu mengimbau kepada masyarakat dan para penambang pasir untuk waspada terhadap lahar dingin Gunung Semeru.

"Kami terus menyosialisasikan dan mengimbau warga untuk waspada apabila hujan mengguyur puncak Semeru. Para penambang diimbau menjauhi daerah aliran sungai sepanjang DAS Semeru," katanya.

Status Gunung Semeru masih pada level III atau siaga, sehingga masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Kemudian di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius lima km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar," jelas dia.

Ia mengimbau masyarakat mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement