REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU), Hasyim Asy’ari, menjelaskan alasan ketiga cawapres dipasangkan tiga mikrofon sekaligus pada saat debat di Jakarta Convention Center (JCC) pada Jumat (22/12/2023) lalu untuk mengantisipasi bila ada salah satu mikrofon mati. Hasyim menyebut suara para cawapres harus dipastikan terdengar baik di dalam ruangan debat maupun di siaran televisi.
“Semua calon yang tampil dalam debat diberikan tiga mik. Clip-on, yang di pipi, dan mik yang dipegang. Dalam rangka mengantisipasi siapa tahu ada di antara mik itu yang misal tidak berfungsi masih ada pelapisnya. Masih ada mik lain yang masih berfungsi,” kata Hasyim, di Kantor KPU di Jakarta, Selasa (26/12/2023).
Menurut Hasyim, akan repot bila mikrofon yang dipakai peserta debat mati dan tidak ada mik cadangan yang dapat mem-back-up. Karena akan membuang-buang durasi debat yang telah disepakati KPU dengan pasangan calon dan tim dari pasangan calon.
“Nanti kalau miknya mati terus suara tidak tersiar di TV kan repot juga. Atau misal mik yang untuk pengeras suara di dalam ruangan debat mati,” ujar Hasyim.
Meski begitu, Hasyim bersama komisioner KPU yang lain dan juga tim pasangan calon akan melakukan rapat evaluasi debat cawapres yang dilaksanakan pekan lalu. Ia tidak menampik persoalan mik yang dipakai peserta denat juga akan dibahas di rapat evaluasi nanti.
Hasyim menambahkan tidak hanya mengenai teknis mikrofon, teknis moderator yang banyak dikiritik hanya sebagai penjaga waktu juga akan dievaluasi. Sehingga, moderator dapat membantu memberikan penjelasan bila ada pertanyaan menggunakan singkatan atau istilah bahasa asing yang membuat peserta debat kebingungan
“Besok kita evaluasi ya. Semua akan kita evalusi,” ucap Hasyim.