REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Bupati Bogor Iwan Setiawan berharap ada tambahan hunian tetap (huntap) untuk korban bencana yang bisa dibangun pada 2024. Selama tiga tahun terakhir, sudah dibangun 3.771 unit huntap bagi korban bencana di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Bupati menjelaskan, pembangunan huntap untuk korban bencana ini tidak hanya dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor. Ada juga dari pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar).
Menurut Bupati, selama tiga tahun terakhir, Pemkab Bogor membangun 2.704 huntap, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun 563 unit, Pemprov Jabar 37 unit, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membangun 467 huntap. “Nanti mungkin 850 unit huntap mudah-mudahan (dibangun) di periode 2024,” ujar Bupati.
Ribuan huntap yang sudah dibangun itu tersebar di tujuh kecamatan, yakni di Sukajaya, Cigudeg, Nanggung, Leuwiliang, Pamijahan, Sukamakmur, dan Leuwisadeng. Paling banyak disebut di Sukajaya dan Cigudeg, yang ditujukan untuk korban terdampak bencana banjir dan longsor pada awal 2020 di Kecamatan Sukajaya, Cigudeg, Nanggung, dan Jasinga.
Lahan yang digunakan untuk lokasi huntap ini dilaporkan sebagian besar merupakan hibah dari PT Perkebunan Nusantara (PTPN) kepada Pemkab Bogor, seluas sekitar 52 hektare, dengan status hak pakai. Bupati mengatakan, huntap untuk korban bencana ini dibangun dengan jumlah dana yang berbeda, mengingat berasal dari sejumlah anggaran.
Untuk pembangunan satu unit huntap dananya disebut sekitar Rp 50 juta-62 juta. “Mungkin nanti saya minta juga kepada masyarakat untuk memoles lagi (rumahnya) biar bagus. Karena kami anggarannya cuma segitu, tidak ada kurang, tidak ada lebih, tidak bisa lebih mewah. Mungkin nanti bertahap dari masyarakat sendiri,” ujar Bupati.
Bupati mengatakan, ke depan Pemkab Bogor akan berupaya melengkapi huntap dengan fasilitas penunjang secara bertahap, seperti instalasi air dan drainase.