Senin 01 Jan 2024 00:01 WIB

Gempa Bumi Sumedang, Dipicu Sesar Aktif Cileunyi-Tanjungsari

Gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena pusat gempa bumi ada di darat

Ratusan pasien RSUD Kab Sumedang telah di evakuasi ke titik aman.
Foto: Dok Kantor SAR Bandung
Ratusan pasien RSUD Kab Sumedang telah di evakuasi ke titik aman.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 4,8 mengguncang wilayah Kabupaten Sumedang, Jawa Barat (Jabar), pada malam jelang tahun baru 2024 atau Ahad (31/12/2023) pukul 20.34 WIB. 

Sebelumnya, gempa bumi ini diawali oleh dua gempa bumi pembuka (foreshock) berkekuatan M 4,1 yang terjadi pada pukul 14.35 WIB dan M 3,4 pada pukul 15.38 WIB. Berdasarkan hasil analisa Badan Geologi, Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM), kejadian gempabumi ini diperkirakan akibat aktivitas sesar aktif yaitu Sesar Cileunyi – Tanjungsari. 

Baca Juga

"Analisa ini juga disimpulkan berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman dari data BMKG," ujar Kepala PVMBG Badan Geologi, Hendra Gunawan.

Menurutnya, berdasarkan data BG Sesar Cileunyi – Tanjungsari merupakan sesar mendatar mengiri, sebarannya mulai dari selatan Desa Tanjungsari menerus ke timur laut hingga lembah Sungai Cipeles, dan nilai laju geser berkisar antara 0,19 - 0,48 mm/tahun.

Hendra mengatakan, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi. Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena lokasi pusat gempa bumi berada di darat.

Hendra menjelaskan, morfologi daerah sekitar pusat gempa bumi merupakan dataran hingga dataran bergelombang, setempat lembah, perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal. Berdasarkan data Badan Geologi (BG) daerah Sumedang secara umum tersusun oleh tanah sedang (kelas D) dan tanah keras (kelas C). 

"Wilayah ini secara umum tersusun oleh endapan Kuarter berupa batuan rombakan gunung api (breksi gunung api, lava, tuff) dan endapan danau," katanya.

Sebagian batuan rombakan gunung api tersebut, kata dia, telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter secara umum bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi. 

Selain itu pada morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan rombajan gunung api yang telah mengalami pelapukan berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement