TOKYO – Semua penumpang dan kru pesawat Japan Airlines (JAL) yang berjumlah 379 orang secara ajaib selamat dari kobaran api yang menyelimuti pesawat tersebut, menyusul tabrakan dengan pesawat milik Coast Guard di Bandara Haneda, Tokyo, Selasa (2/1/2024).
Namun, nahas bagi kru pesawat penjaga pantai tersebut, menurut media lokal, sebagian besar dari mereka meninggal dunia. Coast Guard menjelaskan, tabrakan itu melibatkan salah satu dari pesawat mereka yang akan terbang menuju Bandara Niigata, di pantai barat Jepang.
Pesawat tersebut rencananya akan mengantarkan bantuan kemanusiaan kepada para korban gempa bumi sehari sebelumnya yang menewaskan 48 orang. ’’Lima dari enam kru pesawat itu meninggal,’’ demikian laporan berita dari NHK.
Sebelumnya, juru bicara penjaga pantai menyatakan hanya kapten pesawat yang selamat. Tayangan langsung NHK memperlihatkan pesawat Airbus A350 milik JAL meledak dan diselimuti api akibat tergelincir dari tarmak pukul 18.00 waktu setempat.
Api terus berkobat meski upaya keras dilakukan oleh tim penyelamat untuk mengendalikan api. Namun, akhirnya sebanyak 367 penumpang dan 12 kru pesawat berhasil dievakuasi. Tayangan dan gambar di media sosial menunjukkan penumpang berteriak di dalam pesawat.
Saat itu kabin pesawat dipenuhi asap karena...
Saat itu kabin pesawat dipenuhi asap karena api yang terus berkobar. ‘’Saya merasakan dentuman, seperti kami menabrak sesuatu, saya melihat percikan api di luar jendela. Kemudian kabin penuh dengan gas dan asap,’’ ujar seorang penumpang JAL kepada Kyodo News.
Juru bicara JAL menjelaskan, pesawat mereka terbang dari Bandara Shin-Chitose, wilayah pegunungan di sebelah selatan Pulau Hokkaido. Tabrakan dengan pesawat lain terjadi tak lama setelah mereka berhasil mendarat di bandara tujuan, Haneda.
Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, memerintahkan lembaga terkait berkoordinasi menangani masalah ini dan memberikan informasi perinci kepada publik. Haneda, salah satu dari dua bandara utama Jepang, menutup seluruh landasan pacu menyusul insiden itu.
Kaoru Ishii, seorang ibu yang menunggu di luar gerbang kedatangan, atas kedatangan anak perempuannya (29 tahun) dan pacarnya dengan penerbangan JAL itu, menyatakan awalnya berpikir bahwa penerbangan itu tertunda.
Ia kemudian mengerti apa yang terjadi setelah anak perempuannya menjelaskannya melalui telepon. ‘’Dia mengatakan pesawat terbakar dan ia keluar melalui sebuah alat seluncuran. Saya sangat lega dia baik-baik saja,’’ ujar Ishii. (reuters/han)