REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengharapkan penemuan beberapa sumber gas besar dapat mendukung target produksi Indonesia pada 2030, yaitu 12 miliar kaki kubik gas bumi per hari (BSCFD). Arifin mencontohkan penemuan gas besar tersebut berasal dari sumur eksplorasi Geng North-1 di WK North Ganal di laut Kalimantan Timur.
"Kalau minyak memang agak berat tetapi kita juga harus mensyukuri ada discovery (penemuan sumber gas) baru itu ada di Geng North ENI mereka rencana 2028 akan masuk itu kan ada 5 TCF (trillion cubic feet) lebih plus kondensat," kata Arifin di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (5/1/2024).
Selanjutnya, kata dia, temuan gas jumbo juga berasal dari sumur eksplorasi Layaran-1 yang berlokasi di lepas pantai Sumatera bagian utara.
"Kemudian yang dulu Timpan mengebor lagi itu juga gede, yang baru lagi itu di Layaran-1, baru dapat lagi minggu lalu ada 6 TCF lebih. Kita kan punya target 12 BSCFD nanti 2030. Itu dengan Masela, Geng North, Timpan sama Layaran, itu kita baru dikumpul-kumpul gasnya baru 11,1 (TCF), masih 0,9 (TCF) lagi," ungkapnya.
Untuk mencapai target tersebut, Arifin juga meminta agar infrastrukturnya disiapkan dengan baik, misalnya untuk menyalurkan gas bumi tersebut
"Kita harus siapkan infrastrukturnya. Kalau ada gasnya kalau tidak bisa diangkut, bagaimana?" ujar dia.
Diketahui, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) akan mempercepat proses produksi pasca penemuan dua sumber gas besar atau giant discovery di laut Kalimantan Timur dan sebelah utara Sumatera pada 2023. Percepatan proses produksi dilakukan agar temuan tersebut dapat segera dioptimalkan.
"Mayoritas investor migas yang hendak melakukan eksplorasi akan memilih wilayah kerja (WK) yang sudah memiliki infrastruktur dan lebih dekat dengan pasar sehingga hal ini perlu menjadi pertimbangan agar setiap temuan ini bisa segera dioptimalkan," kata Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (30/12/2023).
Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Mubadala Energy, perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA) mengumumkan penemuan besar cadangan gas bumi in place di WK South Andaman dengan potensi lebih dari 6 TCF. Temuan gas jumbo itu berasal dari umur eksplorasi Layaran-1. Lokasi tersebut sekitar 100 kilometer lepas pantai Sumatera bagian utara. WK South Andaman merupakan WK migas yang dilelang pada 2018 dan baru diteken kontrak pengelolaannya oleh Kementerian ESDM dan Mubadala Energy pada Februari 2019 dengan menggunakan mekanisme kontrak gross split.
Sebelumnya ENI, perusahaan migas asal Italia, juga menyatakan adanya penemuan cadangan gas in place dari sumur eksplorasi Geng North-1 di WK North Ganal sebesar 5 TCF dengan kandungan kondensat diperkirakan mencapai 400 Mbbls. WK migas tersebut berlokasi sekitar 85 kilometer dari lepas pantai Kalimantan Timur.
Benny mengharapkan dengan temuan itu, investor asing kembali melirik dan memasukkan Indonesia sebagai portofolio investasi ke depan. Untuk itu, ia menyampaikan perlu ada perbaikan dari sisi fiscal term maupun non-fiscal term (ease of doing business).