Selasa 09 Jan 2024 12:20 WIB

Pernyataan Legendaris Beckenbauer, Minta Maaf kepada Dunia karena Jerman Terlalu Hebat

Beckenbauer merujuk pada bersatunya Jerman Barat dan Jerman Timurm

Rep: Fitrianto/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Kapten Jerman Barat Franz Beckenbauer mengangkat trophy Piala Dunia seusai mengalahkan Belanda pada pertandingan Final Piala Dunia di Stadion Olimpiade Munchen, Jerman, 7 Juli 1974.
Foto: AP
Kapten Jerman Barat Franz Beckenbauer mengangkat trophy Piala Dunia seusai mengalahkan Belanda pada pertandingan Final Piala Dunia di Stadion Olimpiade Munchen, Jerman, 7 Juli 1974.

REPUBLIKA.CO.ID, MUNCHEN -- Franz Beckenbauer telah pergi untuk selamanya. Ia adalah putra dari seorang pejabat pos dari distrik Giesing, sebuah distrik kelas pekerja di Munchen, Jerman. 

Lahir beberapa bulan setelah Jerman menyerah pada Perang Dunia II, Beckenbauer belajar untuk menjadi seorang penjual asuransi, tetapi ia menandatangani kontrak profesional pertamanya dengan Bayern saat berusia 18 tahun.

Baca Juga

"Anda tidak dilahirkan untuk menjadi bintang dunia di Giesing," katanya kepada surat kabar Sueddeutsche pada tahun 2010.

"Menengok ke belakang, saya dapat mengatakan: Segalanya berjalan sesuai dengan apa yang saya bayangkan dalam hidup saya. Saya memiliki kehidupan yang sempurna." 

Beckenbauer mungkin paling dikenal karena mempersonalisasi posisi "libero", bek yang bebas berkeliaran dan sering bergerak maju untuk mengancam gawang lawan.

Peran tersebut kini hampir menghilang dari sepak bola modern dan jarang terlihat pada masanya

Meski belum pernah melatih sebelumnya, Beckenbauer dipekerjakan untuk menghidupkan kembali peruntungan Jerman Barat pada tahun 1984 setelah gagal di Kejuaraan Eropa.

Jerman Barat berhasil mencapai final Piala Dunia 1986, kalah dari Argentina asuhan Diego Maradona di Mexico City.

Meskipun Jerman Barat gagal memenangkan gelar Euro 1988 di kandang sendiri, mereka melaju ke final Piala Dunia 1990 dan mengalahkan Argentina di final di Roma, sebuah sorotan lain di tahun setelah runtuhnya Tembok Berlin.

Gol penalti tersebut dicetak oleh Andreas Brehme, seorang pemain bertahan yang pernah disuruh Beckenbauer untuk "bermain piano, bermain seruling, tetapi tidak bermain sepak bola."

Sementara timnya merayakan kemenangan, Beckenbauer, yang pensiun dari jabatannya setelah turnamen, terlihat berjalan sendirian dan merenung di Stadion Olimpiade.

Kemudian, pada konferensi pers, ia mengatakan bahwa ia "meminta maaf kepada seluruh dunia" karena Jerman yang bersatu tidak akan terkalahkan di tahun-tahun mendatang.

Turnamen tahun 1990 tersebut merupakan turnamen terakhir yang dimainkan Jerman Barat sebelum reunifikasi, namun, Jerman harus menunggu 24 tahun sebelum memenangkan gelar Piala Dunia lagi.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement