REPUBLIKA.CO.ID, MUNCHEN -- Franz Beckenbauer telah pergi untuk selamanya. Ia adalah putra dari seorang pejabat pos dari distrik Giesing, sebuah distrik kelas pekerja di Munchen, Jerman.
Lahir beberapa bulan setelah Jerman menyerah pada Perang Dunia II, Beckenbauer belajar untuk menjadi seorang penjual asuransi, tetapi ia menandatangani kontrak profesional pertamanya dengan Bayern saat berusia 18 tahun.
"Anda tidak dilahirkan untuk menjadi bintang dunia di Giesing," katanya kepada surat kabar Sueddeutsche pada tahun 2010.
"Menengok ke belakang, saya dapat mengatakan: Segalanya berjalan sesuai dengan apa yang saya bayangkan dalam hidup saya. Saya memiliki kehidupan yang sempurna."
Beckenbauer mungkin paling dikenal karena mempersonalisasi posisi "libero", bek yang bebas berkeliaran dan sering bergerak maju untuk mengancam gawang lawan.
Peran tersebut kini hampir menghilang dari sepak bola modern dan jarang terlihat pada masanya
Meski belum pernah melatih sebelumnya, Beckenbauer dipekerjakan untuk menghidupkan kembali peruntungan Jerman Barat pada tahun 1984 setelah gagal di Kejuaraan Eropa.
Jerman Barat berhasil mencapai final Piala Dunia 1986, kalah dari Argentina asuhan Diego Maradona di Mexico City.
Meskipun Jerman Barat gagal memenangkan gelar Euro 1988 di kandang sendiri, mereka melaju ke final Piala Dunia 1990 dan mengalahkan Argentina di final di Roma, sebuah sorotan lain di tahun setelah runtuhnya Tembok Berlin.
Gol penalti tersebut dicetak oleh Andreas Brehme, seorang pemain bertahan yang pernah disuruh Beckenbauer untuk "bermain piano, bermain seruling, tetapi tidak bermain sepak bola."
Sementara timnya merayakan kemenangan, Beckenbauer, yang pensiun dari jabatannya setelah turnamen, terlihat berjalan sendirian dan merenung di Stadion Olimpiade.
Kemudian, pada konferensi pers, ia mengatakan bahwa ia "meminta maaf kepada seluruh dunia" karena Jerman yang bersatu tidak akan terkalahkan di tahun-tahun mendatang.
Turnamen tahun 1990 tersebut merupakan turnamen terakhir yang dimainkan Jerman Barat sebelum reunifikasi, namun, Jerman harus menunggu 24 tahun sebelum memenangkan gelar Piala Dunia lagi.